The power of the king of the Macedo

The power of the king of the Macedonian state was constrained by the
tradition that he was supposed to listen to his people, who were accustomed to addressing their monarch with considerable freedom of speech.
Above all, the king could govern effectively only as long as he maintained
the support of the most powerful families in Macedonia, whose leaders
counted as his social equals and controlled large bands of followers. Fighting, hunting, and heavy drinking were the favorite pastimes of these men.
The king was expected to demonstrate his prowess in these activities to
show that he was a man's man capable of heading the state. Macedonian
queens and royal mothers received respect in this male-dominated society
because they belonged to powerful families of the Macedonian social elite
or the ruling houses of lands bordering Macedonia and bore their husbands
the male heirs needed to carry on royal dynasties. In the king's absence these
royal women could vie with the king's designated representative for power
at court.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Kekuatan Raja Makedonia negara dibatasi oleh tradisi yang dia seharusnya mendengarkan umat-Nya, yang sudah terbiasa untuk mengatasi monarch mereka dengan cukup kebebasan berbicara. Di atas semua, raja bisa mengatur secara efektif saja asalkan dia dipertahankan dukungan dari keluarga-keluarga yang paling kuat di Makedonia, para pemimpin yang dihitung sebagai setara sosial dan band-band besar yang dikendalikan pengikut-Nya. Pertempuran, berburu, dan minum berat adalah kegiatan pengisi waktu favorit orang-orang ini. Raja diharapkan untuk menunjukkan kehebatannya dalam kegiatan menunjukkan bahawa dia adalah seorang laki-laki laki-laki yang mampu menuju negara. Makedonia Queens dan ibu royal menerima penghargaan dalam masyarakat ini didominasi laki-laki karena mereka milik kuat keluarga elit sosial Makedonia atau rumah hukum tanah berbatasan dengan Makedonia dan menanggung suami waris-waris laki-laki yang diperlukan untuk membawa pada Dinasti kerajaan. Dalam ketiadaan raja ini wanita bangsawan bisa bersaing dengan raja ditunjuk perwakilan untuk kekuatan di lapangan.