Berdasarkan hasil analisis, peneliti menemukan 66 kesalahan dalam penggunaan lampau yang dibuat oleh
8
siswa kelas th MTsN Model Trenggalek. Jenis-jenis kesalahan yang peneliti menemukan dalam
penelitian adalah kesalahan dari misformation, kesalahan dari kelalaian, dan kesalahan penambahan. Ada dua
jenis kesalahan dari kelalaian. Mereka terdiri dari kelalaian be dan kelalaian verba di masa lalu
bentuk. Frekuensi kesalahan dari kelalaian adalah 16,66%. Ini adalah frekuensi tertinggi kedua di
analisis. Ada juga dua jenis kesalahan penambahan dalam analisis, yaitu, dua menandai
dan regularisasi. Frekuensi kesalahan penambahan adalah 7.57%. Ini adalah frekuensi tertinggi ketiga
dalam analisis. Ada satu jenis kesalahan misformation ditemukan dalam analisis, yaitu, bolak bentuk. Kesalahan dari misformation memiliki frekuensi tertinggi terjadinya, yaitu 75,75%.
Kemungkinan penyebab kesalahan yang peneliti menemukan dalam penelitian ini adalah
overgeneralisation, ketidaktahuan pembatasan aturan, aplikasi yang tidak lengkap dari aturan, dan salah
konsep hipotesis. Generalisasi yang berlebihan ditemukan pada sekitar 3,03% dari teks recount yang dibuat oleh
para siswa. Berdasarkan hasil analisis, lebih generalisasi terjadi ketika siswa beraturan yang
kata kerja tidak teratur. Ketidaktahuan pembatasan aturan ditemukan menjadi penyebab sekitar 68,18% dari
kesalahan dalam teks recount yang dibuat oleh siswa. Berdasarkan hasil analisis, peneliti menemukan bahwa
ketidaktahuan pembatasan aturan terjadi karena siswa tidak memahami struktur
bentuk lampau. Aplikasi yang tidak lengkap dari aturan yang ditemukan pada sekitar 21,21% dari teks recount yang dibuat oleh
para siswa. Konsep palsu hipotesis ditemukan pada sekitar 7.57% dari teks recount yang dibuat oleh
siswa. Itu terjadi ketika peserta didik gagal mengembangkan aturan untuk membuat ucapan-ucapan yang dapat diterima.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
