His last fleeting rational thought

His last fleeting rational thought skipped past his vision. Cut your losses here and now and walk out the door. This woman is going to turn your life upside down, diagonal and sideways, and you’ve always hated the fun house.
Nick fought the sudden surge of fear and waited for her answer.
…

Ah, hell.
Why did he have to be so damned gorgeous?
She snuck a glance at him as she paced. A vulgar curse rose to her lips but she forced it back down. Growing up, she used to sneer and call him Pretty Boy because of his golden hair. Those youthful curls had been tamed into a short, conservative cut, but some unruly strands fell across his brow in stubborn rebellion. The colors had deepened with time, but reminded her of Chex mix cereal, ranging from honey blond to wheat. His features had hardened—his jaw now slightly chiseled. Perfect white teeth flashed at her during that brief smile. His eyes were the same deep chestnut, and veiled secrets kept firmly locked behind a wall. But his body…
He’d always been active, but when he crossed the room the elegant fabric of his oatmeal colored pants moved and bent to his will, outlining long muscular legs and taut buttocks. The V-necked tan sweater was both casual and appropriate for the office on a Saturday.
Some parts were totally inappropriate. The corded length of his arms. The broad shoulders and chest that stretched and molded the fabric. The deep bronze of his skin as if he had been lying in the sun for hours. The animal litheness of his movements. He had grown up, and he was no pretty boy. Nick Ryan was all hot-blooded man—and still looked at her as Maggie’s little playmate. When their eyes locked, there was no recognition, no appreciation. Just a distant friendliness afforded to someone from his past.
Well, she’d be damned if she let her tongue loll out of her mouth just because he was attractive. His personality still sucked. The big B for Boring. The big D for Dull. The big…
She pushed that thought out of her mind.
Alexa hated the fact that his presence made her nervous and a bit giddy. One week ago, she’d cast a love spell, and Earth Mother had listened. She had her money and could save her family’s home. But what the hell had happened to her list?
The man before her struck out on everything she believed in. This was no love match. No, this was business, pure and simple, and so very cold. While her memory of their first kiss dragged from the recess of her mind, she bet he’d forgotten the moment completely. Humiliation wriggled through her. No more. Would Earth Mother really not allow her the number one requirement on her list? She took a deep breath and spoke. “One other thing.”
“Yes?” he asked.
“Do you watch baseball?”
“Of course.”
Her stomach pitched with tension. “Do you have a favorite team?”
He smirked. Literally smirked. “There’s only one New York team.”
Alexa fought past the nausea and asked the question. “Which one?”
“The Yankees, of course. It’s the only team that wins. It’s the only team that matters.”
She took deep belly breaths, which she’d learned in yoga class. Could she marry a Yankees fan? Would she be giving up all her morals and ethics? Could she stand being married to a man who made logic his God and thought monogamy was a female thing?
“Alexa? Are you okay?”
She silenced him with one hand and paced, searching desperately for answers. If she walked out now, there was no other option but to sell the house. Could she live with herself, knowing she was too selfish to make a sacrifice for her family? Did she have a choice?
“Alexa?”
She spun on one heel. Impatience carved the lines of his face. This man had no tolerance for any emotional outbursts. As hot as he looked, he’d be one major pain in the ass, just as he had been growing up. He probably scheduled his days by the minute. He probably didn’t know what the word impulsive meant. Could they make a year of living in the same house? Would they rip each other apart before 365 days passed? And what if the Yankees went to the World Series this year? She’d have to deal with his lousy arrogance and patronizing smiles. Oh God…
He crossed his arms in front of his chest. “Don’t tell me. You’re a Mets fan.”
She shuddered at his tone. “I refuse to talk baseball with you. You will not wear any of your Yankees gear when you’re with me. I don’t care what you put on when I’m not around. Understand?”
Silence settled over the room. She risked a glance in his direction. He stared at her as if her hair had sprouted Medusa snakes. “Are you kidding me?”
She shook her head with gusto. “No.”
“I’m not even allowed to wear my Yankees cap?”
“That’s right.”
“You’re insane,” he said.
“Sticks and stones. Tell me now before we waste any more time.”
Then he did something she hadn’t seen since the neighborhood bully fell off his bike and burst into silly feminine tears.
Nick Ryan laughed. Not a glimmer of amusement, or a smirk around the lips. This was a no-holds belly laugh, deep and masculine.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Berpikir rasional sekilas nya terakhir melewatkan masa lalu visinya. Kurangi kerugian Anda di sini dan sekarang dan berjalan keluar pintu. Wanita ini akan mengubah kehidupan Anda terbalik, diagonal dan samping, dan Anda selalu membenci rumah menyenangkan.Nick berjuang tiba-tiba lonjakan rasa takut dan menunggu jawabannya.…Ah, neraka.Mengapa dia harus menjadi begitu terkutuk cantik?Dia menyelinap melirik dia sebagai dia mondar-mandir. Kutukan vulgar naik ke bibirnya tapi dia dipaksa turun. Tumbuh dewasa, ia digunakan untuk mengejek dan memanggil dia cantik anak laki-laki karena rambutnya emas. Orang-orang muda ikal telah dijinakkan menjadi dipotong pendek, konservatif, tapi beberapa helai tegar jatuh di dahinya pemberontakan. Warna diperdalam dengan waktu, tetapi mengingatkan dia bisa campuran sereal, mulai dari madu pirang gandum. Fitur nya telah mengeraskan — rahang beliau sekarang sedikit dipahat. Gigi putih sempurna berkelebat padanya selama senyum singkat. Matanya yang sama mendalam kastanye, dan terselubung rahasia yang disimpan tegas terkunci di balik tembok. Tapi tubuhnya...Ia selalu aktif, tetapi ketika ia menyeberangi kamar elegan kain oatmeal nya berwarna celana pindah dan membungkuk untuk nya akan, menguraikan panjang otot kaki dan pantat kencang. Sweter tan V-necked adalah santai dan sesuai untuk kantor pada hari Sabtu.Beberapa bagian yang benar-benar tidak pantas. Yg dijalin dgn tali panjang lengan. Luas bahu dan dada yang membentang dan dicetak kain. Dalam perunggu kulitnya seolah-olah ia telah berbaring di bawah sinar matahari selama berjam-jam. Litheness hewan gerakan nya. Dia membesar, dan ia tidak cantik anak laki-laki. Nick Ryan adalah laki-laki berdarah panas semua- dan masih tampak padanya sebagai Maggie playmate kecil. Ketika mata mereka terkunci, ada tidak ada pengakuan, penghargaan tidak. Hanya keramahan jauh diberikan kepada seseorang dari masa lalu.Yah, dia akan terkutuk jika dia membiarkan lidahnya loll keluar dari mulutnya hanya karena ia adalah menarik. Kepribadiannya masih tersedot. B besar untuk membosankan. D besar untuk Dull. Besar...Dia mendorong bahwa berpikir keluar dari pikirannya.Alexa membenci fakta bahwa kehadiran-Nya membuatnya gugup dan sedikit pusing. Satu minggu yang lalu, ia akan mengucapkan mantra cinta, dan ibu bumi telah mendengarkan. Dia punya uang dan dapat menyelamatkan rumah keluarganya. Tapi apa sih yang terjadi ke daftar-nya?Laki-laki sebelumnya dia menyerang pada segala sesuatu yang dia percaya dalam. Ini adalah cinta yang tidak cocok. Tidak, ini adalah bisnis, murni dan sederhana, dan begitu sangat dingin. Sementara ingatannya ciuman pertama mereka diseret dari reses pikirannya, dia yakin dia melupakan saat sepenuhnya. Penghinaan wriggled melalui dirinya. Jangan lagi. Ibu bumi benar-benar tidak mengizinkan dia persyaratan nomor satu di daftar? Dia mengambil napas dalam-dalam dan berbicara. "Satu hal.""Ya?" tanyanya."Apakah Anda menonton baseball?""Tentu."Perutnya bernada dengan ketegangan. "Apakah Anda memiliki tim favorit?"Ia smirked. Benar-benar smirked. "Ada hanya satu tim New York."Alexa berjuang melewati rasa mual dan bertanya. "Yang satu?""Yankee, tentu saja. Ini adalah satu-satunya tim yang menang. Ini adalah satu-satunya tim yang penting."Dia mengambil napas dalam perut, yang dia pelajari dalam kelas yoga. Mungkin dia dapat menikahi penggemar Yankees? Dia akan memberi semua moral dan etika? Bisa dia berdiri menikah dengan seorang pria yang membuat logika Allahnya dan berpikir monogami merupakan hal yang perempuan?"Alexa? Apakah Anda baik-baik saja?"Dia menghentikannya dengan satu tangan dan mondar-mandir, putus asa mencari jawaban. Jika ia berjalan sekarang, ada pilihan lain tetapi untuk menjual rumah. Bisa dia hidup dengan dirinya sendiri, tahu dia terlalu egois untuk membuat pengorbanan untuk keluarganya? Apakah ia memiliki pilihan?"Alexa?"Ia berputar di satu tumit. Ketidaksabaran diukir garis wajahnya. Orang ini telah ada toleransi untuk ledakan emosional apapun. Panas seperti dia tampak, ia akan menjadi satu sakit besar di pantat, sama seperti ia telah tumbuh. Dia mungkin dijadwalkan hari-harinya oleh menit. Ia mungkin tidak tahu maksud kata impulsif. Mereka bisa tahun tinggal di rumah yang sama? Akan mereka robek saling terpisah sebelum 365 hari berlalu? Dan bagaimana jika orang-orang Yankee pergi ke World Series tahun ini? Dia akan harus berurusan dengan buruk kesombongan dan menggurui tersenyum. Oh Tuhan...Ia menyeberangi lengan di depan dadanya. "Jangan katakan padaku. Anda seorang penggemar Mets."Dia shuddered di nada nya. "Saya menolak untuk berbicara bisbol dengan Anda. Anda tidak akan memakai salah satu gigi Yankees Anda ketika Anda dengan saya. Saya tidak peduli apa yang Anda masukkan saat aku tidak sekitar. Mengerti?"Keheningan menetap di atas kamar. Dia mempertaruhkan sekilas petunjuknya. Dia menatapnya seolah-olah rambutnya telah tumbuh ular Medusa. "Apakah Anda bercanda saya?"Ia menggelengkan kepalanya dengan penuh semangat. "Tidak.""Saya bahkan tidak diperbolehkan untuk memakai topi Yankees saya?""Itu tepat.""Kau gila," katanya."Tongkat dan batu. Katakan padaku sekarang sebelum kita membuang-buang waktu."Kemudian dia melakukan sesuatu yang dia tidak terlihat karena lingkungan pengganggu jatuh dari sepedanya dan konyol menangis feminin.Nick Ryan tertawa. Tidak secercah hiburan, atau menyeringai di sekitar bibir. Ini adalah tidak-memegang perut tertawa, mendalam dan maskulin.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Pemikiran rasional sia lalu melewatkan masa visinya. Memotong kerugian Anda di sini dan sekarang dan berjalan keluar pintu. Wanita ini akan mengubah hidup Anda terbalik, diagonal dan samping, dan Anda selalu membenci rumah menyenangkan.
Nick berjuang lonjakan tiba-tiba rasa takut dan menunggu jawabannya.
... Ah, neraka. Mengapa ia harus begitu terkutuk cantik? dia menyelinap melirik dia sebagai dia mondar-mandir. Sebuah kutukan vulgar naik ke bibirnya tapi dia dipaksa kembali ke bawah. Tumbuh, ia digunakan untuk mengejek dan memanggilnya Pretty Boy karena rambut emasnya. Mereka ikal muda telah dijinakkan menjadi pendek, memotong konservatif, tetapi beberapa helai nakal jatuh di keningnya dalam pemberontakan keras kepala. Warna telah diperdalam dengan waktu, tapi mengingatkannya pada Chex campuran sereal, mulai dari madu pirang gandum. Sosoknya telah mengeras-nya rahang sekarang sedikit dipahat. Gigi putih sempurna berkelebat padanya selama senyum singkat. Matanya yang cokelat dalam yang sama, dan rahasia terselubung terus tegas terkunci di balik dinding. Tapi tubuhnya ... Dia selalu aktif, tapi ketika dia menyeberangi ruangan kain elegan oatmeal berwarna nya celana pindah dan membungkuk untuk kehendak-Nya, menguraikan otot kaki yang panjang dan pantat kencang. Sweater tan V-berleher adalah baik kasual dan sesuai untuk kantor pada hari Sabtu. Beberapa bagian yang benar-benar tidak pantas. The dijalin dgn tali panjang lengannya. Bahu lebar dan dada yang membentang dan dibentuk kain. Perunggu dalam kulit seakan-akan ia telah berbaring di bawah sinar matahari selama berjam-jam. Hewan litheness gerakannya. Ia dibesarkan, dan ia tidak pretty boy. Nick Ryan adalah semua manusia dan berdarah panas masih memandang dia sebagai teman bermain sedikit Maggie. Ketika mata mereka terkunci, tidak ada pengakuan, tidak ada penghargaan. Hanya keramahan jauh yang diberikan kepada seseorang dari masa lalunya. Nah, dia akan terkutuk jika dia membiarkan lidahnya loll keluar dari mulutnya hanya karena dia menarik. Kepribadiannya masih tersedot. Besar B untuk Boring. D besar untuk Kusam. Besar ... Dia mendorong pikiran itu dari benaknya. Alexa membenci fakta bahwa kehadirannya membuatnya gugup dan sedikit pusing. Satu minggu yang lalu, dia mengucapkan mantra cinta, dan Bumi Ibu mendengarkan. Dia punya uang dan bisa menyelamatkan rumah keluarganya. Tapi apa sih yang terjadi ke daftar nya? Orang hadapannya memukul keluar segala sesuatu yang dia percaya. Ini bukan tandingan cinta. Tidak, ini adalah bisnis, murni dan sederhana, dan sangat dingin. Sementara ingatannya ciuman pertama mereka diseret dari reses pikirannya, ia bertaruh dia lupa saat benar-benar. Penghinaan menggeliat melalui dirinya. Tidak lagi. Akan Earth Ibu benar-benar tidak mengizinkannya persyaratan nomor satu di daftar? Dia mengambil napas dalam-dalam dan berbicara. "Satu hal lain." "Ya?" Ia bertanya. "Apakah Anda menonton bisbol?" "Tentu saja." Perutnya bernada dengan ketegangan. "Apakah Anda memiliki tim favorit?" Dia menyeringai. Secara harfiah menyeringai. "Hanya ada satu tim New York." Alexa berjuang melewati mual dan mengajukan pertanyaan. "Yang mana?" "The Yankees, tentu saja. Ini satu-satunya tim yang menang. Ini satu-satunya tim yang penting. " Dia mengambil napas dalam perut, yang ia pelajari di kelas yoga. Bisa dia menikah penggemar Yankees? Apakah dia akan memberikan semua moral dan etika nya? Bisakah dia berdiri menikah dengan seorang pria yang membuat logika Allah dan berpikir monogami adalah hal yang perempuan? "Alexa? Apakah Anda baik-baik saja? " Dia diam dia dengan satu tangan dan mondar-mandir, mencari putus asa untuk jawaban. Jika dia berjalan keluar sekarang, tidak ada pilihan lain selain menjual rumah. Bisakah dia hidup dengan dirinya sendiri, tahu dia terlalu egois untuk membuat pengorbanan untuk keluarganya? Apakah dia punya pilihan? "Alexa?" Dia berputar pada satu tumit. Ketidaksabaran diukir garis wajahnya. Orang ini tidak memiliki toleransi untuk setiap ledakan emosi. Panas seperti dia melihat, dia akan menjadi salah satu sakit besar di pantat, hanya karena ia telah tumbuh. Dia mungkin dijadwalkan hari-harinya menit ke menit. Dia mungkin tidak tahu apa yang impulsif berarti kata. Bisa mereka membuat satu tahun tinggal di rumah yang sama? Apakah mereka merobek satu sama lain terpisah sebelum 365 hari berlalu? Dan bagaimana jika Yankees pergi ke World Series tahun ini? Dia harus berurusan dengan arogansi buruk dan tersenyum merendahkan. Oh Tuhan ... Dia menyilangkan lengannya di depan dadanya. "Jangan katakan. Anda penggemar Mets. " Dia bergidik nada. "Saya menolak untuk berbicara bisbol dengan Anda. Anda tidak akan memakai salah satu dari gigi Yankees Anda ketika Anda dengan saya. Saya tidak peduli apa yang Anda masukkan pada saat aku tidak ada. Mengerti? " Diam menetap lebih dari ruangan. Dia mempertaruhkan melirik ke arahnya. Dia menatapnya seolah rambutnya telah tumbuh Medusa ular. "Apakah Anda bercanda?" Dia menggeleng dengan penuh semangat. "Tidak" "Aku bahkan tidak diizinkan mengenakan topi Yankees saya?" "Itu benar." "Kau gila," katanya. "Tongkat dan batu. Katakan sekarang sebelum kita membuang-buang waktu. " Kemudian dia melakukan sesuatu yang tidak pernah terlihat sejak pengganggu lingkungan jatuh dari sepedanya dan menangis konyol feminin. Nick Ryan tertawa. Tidak secercah hiburan, atau seringai di sekitar bibir. Ini adalah tidak-memegang tertawa perut, dalam dan maskulin.