It is well known that the inoculum

It is well known that the inoculum size [65], the type of growth medium [66], the incubation time and the inoculum preparation method can influence MIC values [67,68]. Therefore , broth dilution has been standardized by CLSI for testing bacteria that grow aerobically [56], yeast [69] and filamentous fungi [70]. The EUCAST broth dilution method is principally similar to that of CLSI with modifications usually concerning some of the test parameters such as inoculum preparation , inoculum size, and the MIC reading method which is visual in CLSI assay and spectrophotometric in
EUCAST guidelines [71].

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Hal ini juga diketahui bahwa ukuran inoculum [65], jenis media pertumbuhan [66], masa inkubasi dan metode persiapan inoculum dapat mempengaruhi nilai-nilai MIC [67,68]. Oleh karena itu, kaldu pengenceran sudah dibakukan oleh CLSI untuk pengujian bakteri yang berkembang aerobically [56], [69] ragi dan jamur berserabut [70]. Metode pengenceran kaldu EUCAST terutama mirip dengan CLSI dengan modifikasi yang biasanya tentang beberapa parameter uji inoculum persiapan, inoculum ukuran dan MIC membaca metode yang visual dalam CLSI assay dan Spektrofotometri diEUCAST pedoman [71].

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Hal ini juga diketahui bahwa ukuran inokulum [65], jenis medium pertumbuhan [66], waktu inkubasi dan metode persiapan inokulum dapat mempengaruhi nilai-nilai MIC [67,68]. Oleh karena itu, kaldu pengenceran telah distandarisasi oleh CLSI untuk menguji bakteri yang tumbuh aerobik [56], ragi [69] dan jamur berfilamen [70]. The EUCAST kaldu metode dilusi pada prinsipnya mirip dengan CLSI dengan modifikasi biasanya menyangkut beberapa parameter uji seperti persiapan inokulum, ukuran inokulum, dan metode membaca MIC yang visual dalam CLSI assay dan spektrofotometri di
pedoman EUCAST [71].