Di kemudian hari, individu mencapai retrospeksi khusus dari seluruh rentang kehidupan, dimana mereka memiliki perspektif yang lebih luas tentang pentingnya hubungan mereka dengan orang lain, tempat orang-orang ini dalam kehidupan mereka, relativitas pengetahuan yang telah mereka peroleh, dan berarti prestasi dan kegagalan mereka. Selain itu, mereka sekarang menyadari milik tidak hanya untuk keluarga dan masyarakat tetapi untuk seluruh umat manusia (Erikson, Erikson, & Kivnick, 1986). Dengan berurusan dengan nilai-nilai universal yang melampaui keberadaan fisik mereka sendiri, orang tua dapat mengekspresikan "ego-transendensi" (Peck, 1968) yang menyediakan beberapa pemahaman tentang sifat abadi waktu manusia. Dalam lapisan ini, (1996) teori Tornstam untuk "gero-transendensi" menggambarkan proses dimana orang tua terlibat dalam pandangan filosofis tentang kehidupan, mendefinisikan ulang waktu dengan mengaburkan batas antara masa lalu, masa kini, dan masa depan, dan mendapatkan rasa kuat dari kontak dengan generasi masa lalu.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
