In personality psychology, the trai

In personality psychology, the trait-based paradigm has become the leading approach
since the 1990s (cf., e.g., Asendorpf, 2004). Relying on this approach, scholars devised
several trait taxonomies. As this rendered cumulative research quite complicated, researchers
aimed at identifying a consensual lexicon to describe personality. For this purpose two
strategies have been devised. The lexical approach builds on the assumption that personality
traits that are of particular importance in personal relationships should also be particularly and
intensively represented linguistically. Consequently, a random selection of adjectives from a
language that are applicable to personal description is given to a random sample of persons.
Respondents are then asked to assess a particular person through application of these
adjectives. Finally, their answers are factor analysed, and the most significant description
dimensions are determined. In contrast, scholars in the tradition of the conceptual approach do
not use natural language adjectives but rely on theory to develop personality questionnaires.
Analyses in both traditions yielded five basic factors, the so-called Big Five, which were
validated in several methodologically sophisticated studies in various cultures (cf., e.g.,
Goldberg, 1993; John, 1990; John, Angleitner, & Ostendorf, 1988; McCrae & Costa, 1997;
Ostendorf & Angleitner, 1994; Saucier & Goldberg, 1996; but see also Cheung et al., 2001).

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Dalam psikologi kepribadian, paradigma berbasis sifat telah menjadi pendekatan utama
sejak tahun 1990-an (lih, misalnya, Asendorpf, 2004). Mengandalkan pendekatan ini, ulama menyusun
beberapa taksonomi sifat. Penelitian kumulatif diberikan ini cukup rumit, peneliti
bertujuan untuk mengidentifikasi leksikon konsensual untuk menggambarkan kepribadian. Untuk tujuan ini dua
strategi telah dirancang. Pendekatan leksikal dibangun di atas asumsi bahwa kepribadian
ciri-ciri yang sangat penting tertentu dalam hubungan pribadi juga harus sangat dan
intensif diwakili bahasa. Akibatnya, pilihan acak dari kata sifat dari
bahasa yang berlaku untuk deskripsi pribadi diberikan kepada sampel acak dari orang.
Responden kemudian diminta untuk menilai orang tertentu melalui aplikasi ini
kata sifat. Akhirnya, jawaban mereka faktor dianalisis, dan deskripsi yang paling signifikan
dimensi ditentukan. Sebaliknya, para sarjana dalam tradisi pendekatan konseptual yang
tidak menggunakan kata sifat bahasa alami tetapi bergantung pada teori untuk mengembangkan kuesioner kepribadian.
Analisis di kedua tradisi menghasilkan lima faktor dasar, yang disebut Big Five, yang
divalidasi dalam beberapa penelitian metodologis canggih dalam berbagai budaya (cf., misalnya,
Goldberg, 1993; John, 1990; John, Angleitner, & Ostendorf, 1988; McCrae & Costa, 1997;
Ostendorf & Angleitner, 1994; Saucier & Goldberg, 1996; tetapi lihat juga Cheung et al ., 2001).