established by radio. (This example

established by radio. (This example also
suggests that the cultural norm of “family
time” in the evenings is also a historical
product.)
Culture lag is a relatively gradual
process by which nonmaterial elements of
culture catch up with material culture. In
this instance, we can also speak of cultural
diffusion, which means the spreading of
new ideas through a society, independent
of population movement. As the impact of
the technological innovation ripples
through the rest of society, eventually a new
equilibrium will be reached (Figure 2.3).
Then all goes smoothly until the next technological
breakthrough.
But sometimes, technological breakthroughs
also enable groups within a
society,
or an entire society,
to impose its
values
on others. Cultures can change dramatically and suddenly by conquest as well
as
by diffusion. The impact is often stark, sudden, and potentially lethal. Sometimes
conquest
can deliberately transform the culture of the colonized, as when missionaries
force conquered groups to convert to the religion of the conqueror or be put to
death.
In those instances, the entire belief system of the culture, its foundation, is dismantled
and replaced by a foreign one.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

didirikan oleh radio. (Contoh ini jugamenunjukkan bahwa norma budaya "keluargawaktu"di malam hari adalah juga sejarahproduk.)Budaya lag secara relatif bertahapproses oleh unsur-unsur yang nonmaterialbudaya mengejar ketinggalan dengan budaya material. Dalamcontoh ini, kita juga dapat berbicara tentang budayadifusi, yang berarti penyebaranide-ide baru melalui masyarakat, independengerakan penduduk. Sebagai dampak daririak inovasi teknologimelalui seluruh masyarakat, akhirnya barukeseimbangan akan dicapai (gambar 2.3).Kemudian semuanya berjalan dengan lancar sampai berikutnya teknologiterobosan.Tapi kadang-kadang, terobosan teknologijuga memungkinkan kelompok dalammasyarakat,atau seluruh masyarakat,untuk memaksakan nyanilai-nilaipada orang lain. Budaya dapat mengubah secara dramatis dan tiba-tiba dengan penaklukan sertasebagaioleh difusi. Dampak ini sering mencolok, tiba-tiba dan berpotensi mematikan. Kadang-kadangpenaklukandapat sengaja mengubah budaya terjajah, seperti ketika misionarismemaksa menaklukkan kelompok untuk memeluk agama sang Penakluk atau dihukumkematian.Dalam kasus tersebut, sistem kepercayaan seluruh budaya, didirikan, itu dibongkardan digantikan oleh satu asing.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

didirikan oleh radio. (Contoh ini juga
menunjukkan bahwa norma budaya "keluarga
waktu" di malam hari juga merupakan sejarah
produk.)
Budaya lag adalah relatif bertahap
proses dimana elemen nonmateri dari
budaya mengejar ketinggalan dengan budaya material. Dalam
hal ini, kita juga bisa berbicara tentang budaya
difusi, yang berarti penyebaran
ide-ide baru melalui masyarakat, independen
dari perpindahan penduduk. Sebagai dampak dari
inovasi riak teknologi
melalui seluruh masyarakat, akhirnya baru
keseimbangan akan dicapai (Gambar 2.3).
Kemudian semua berjalan lancar sampai teknologi berikutnya
terobosan.
Tapi kadang-kadang, terobosan teknologi
juga memungkinkan kelompok-kelompok dalam
masyarakat,
atau seluruh masyarakat,
untuk memaksakan nya
nilai-nilai
pada orang lain. Budaya dapat berubah secara dramatis dan tiba-tiba oleh penaklukan serta
sebagai
oleh difusi. Dampaknya sering telanjang, tiba-tiba, dan berpotensi mematikan. Kadang-kadang
penaklukan
sengaja dapat mengubah budaya terjajah, seperti ketika misionaris
memaksa kelompok menaklukkan untuk mengkonversi ke agama penakluk atau dihukum
mati.
Dalam contoh-contoh, seluruh sistem kepercayaan budaya, berdirinya, dibongkar
dan diganti oleh satu asing.