The Korean War (in South Korea: Han

The Korean War (in South Korea: Hangeul: 한국전쟁, Hanja: 韓國戰爭, "Korean War"; in North Korea: 조국해방전쟁, Joguk Haebang Jeonjaeng, "Fatherland Liberation War"; 25 June 1950 – 27 July 1953)[30][a][32] was a war between North and South Korea, in which a United Nations force led by the United States of America fought for the South, and China fought for the North, also assisted by the Soviet Union. The war arose from the division of Korea at the end of World War II and from the global tensions of the Cold War that developed immediately afterwards.

Korea was ruled by Japan from 1910 until the closing days of World War II. In August 1945, the Soviet Union declared war on Japan and—by agreement with the United States—occupied Korea north of the 38th parallel. U.S. forces subsequently occupied the south. By 1948, two separate governments had been set up. Both governments claimed to be the legitimate government of Korea, and neither side accepted the border as permanent. The conflict escalated into open warfare when North Korean forces—supported by the Soviet Union and China—invaded South Korea on 25 June 1950.[33] On that day, the United Nations Security Council recognized this North Korean act as invasion and called for an immediate ceasefire.[34] On 27 June, the Security Council adopted S/RES/83 : Complaint of aggression upon the Republic of Korea and decided the formation and dispatch of the U.N. Forces in Korea. The United States and other countries moved to defend South Korea.

Outmaneuvered and suffering heavy casualties in the first two months of the conflict, South Korean forces were forced back to the Pusan perimeter. Twenty-one countries of the United Nations contributed to the defense of South Korea, with the United States providing 88% of the soldiers. An amphibious UN counter-offensive at Inchon was launched, and cut off many of the North Korean attackers. Those that escaped envelopment and capture were forced back north all the way to the Yalu River at the Korea-China border, or into the mountainous interior. At this point, Chinese forces crossed over the Yalu and entered the war on the side of North Korea.[33] Chinese intervention rapidly forced the United Nations Command back into South Korea, and the last two years of the war saw stalemate and attrition warfare. The fighting ended on 27 July 1953, when the armistice agreement was signed. The agreement established a new border between the Koreas close to the previous one and created the Korean Demilitarized Zone (DMZ), a 2.5-mile (4.0 km)-wide fortified buffer zone between them. Border incidents have continued to the present.

The war has been seen both as a civil war and as a proxy conflict in the Cold War between the United States and the Soviet Union. While not directly committing forces to the conflict, the Soviet Union provided strategic planning, weapons, and material aid to both the North Korean and Chinese armies. From a military science perspective, the Korean War was initially fought in a manner sequent of the mobile style of warfare that emerged in World War II, but by the second year of the conflict, fighting tended toward holding operations while the details of an armistice were debated. For the last two years of the conflict, World War I trench warfare tactics became the norm. The war also saw the first combat between jet aircraft—such as the F-86 Sabre used by the UN and the MiG-15 used by the Chinese—in warfare.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Perang Korea (Korea Selatan: hangul: 한국전쟁, Hanja: 韓國戰爭, "Perang Korea"; di Korea Utara: 조국해방전쟁, Joguk Haebang Jeonjaeng, "Perang pembebasan tanah"; 25 Juni 1950 – 27 Juli 1953) [30] [] [32] adalah perang antara Korea Utara dan Korea Selatan, yang kekuatan PBB yang dipimpin oleh Amerika Serikat berjuang untuk Selatan dan Cina berjuang untuk Utara, juga dibantu oleh Uni Soviet. Perang muncul dari pembagian Korea pada akhir Perang Dunia II dan ketegangan global perang dingin yang dikembangkan segera sesudahnya.Korea diperintah oleh Jepang dari 1910 hingga penutupan hari Perang Dunia II. Pada Agustus 1945, Uni Soviet menyatakan perang terhadap Jepang dan — oleh perjanjian dengan Amerika Serikat — diduduki Korea Utara 38 paralel. Pasukan AS selanjutnya ditempati Selatan. Oleh 1948, kedua pemerintah yang terpisah telah dibentuk. Kedua pemerintah mengaku sah pemerintah Korea, dan tidak ada pihak diterima perbatasan sebagai permanen. Konflik meningkat menjadi terbuka perang ketika pasukan Korea Utara-didukung oleh Uni Soviet dan Cina-menyerbu Korea Selatan pada 25 Juni 1950.[33] pada hari itu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa diakui tindakan Korea Utara ini sebagai invasi dan menyerukan gencatan senjata segera.[34] pada 27 Juni 2002, Dewan Keamanan PBB mengadopsi S/RES/83: keluhan agresi berdasarkan Republik Korea dan memutuskan pembentukan dan pengiriman pasukan PBB di Korea. Amerika Serikat dan negara lainnya pindah untuk membela Korea Selatan.Outmaneuvered and suffering heavy casualties in the first two months of the conflict, South Korean forces were forced back to the Pusan perimeter. Twenty-one countries of the United Nations contributed to the defense of South Korea, with the United States providing 88% of the soldiers. An amphibious UN counter-offensive at Inchon was launched, and cut off many of the North Korean attackers. Those that escaped envelopment and capture were forced back north all the way to the Yalu River at the Korea-China border, or into the mountainous interior. At this point, Chinese forces crossed over the Yalu and entered the war on the side of North Korea.[33] Chinese intervention rapidly forced the United Nations Command back into South Korea, and the last two years of the war saw stalemate and attrition warfare. The fighting ended on 27 July 1953, when the armistice agreement was signed. The agreement established a new border between the Koreas close to the previous one and created the Korean Demilitarized Zone (DMZ), a 2.5-mile (4.0 km)-wide fortified buffer zone between them. Border incidents have continued to the present.The war has been seen both as a civil war and as a proxy conflict in the Cold War between the United States and the Soviet Union. While not directly committing forces to the conflict, the Soviet Union provided strategic planning, weapons, and material aid to both the North Korean and Chinese armies. From a military science perspective, the Korean War was initially fought in a manner sequent of the mobile style of warfare that emerged in World War II, but by the second year of the conflict, fighting tended toward holding operations while the details of an armistice were debated. For the last two years of the conflict, World War I trench warfare tactics became the norm. The war also saw the first combat between jet aircraft—such as the F-86 Sabre used by the UN and the MiG-15 used by the Chinese—in warfare.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Perang Korea (di Korea Selatan: Hangeul: 한국 전쟁, Hanja:韓國戰爭, "Perang Korea", di Korea Utara: 조국 해방 전쟁, Joguk Haebang Jeonjaeng, "Perang Pembebasan Tanah"; 25 Juni 1950 - 27 Juli 1953) [ 30] [a] [32] adalah perang antara Korea Utara dan Korea Selatan, di mana pasukan PBB yang dipimpin oleh Amerika Serikat berjuang untuk Selatan, dan China berjuang untuk Utara, juga dibantu oleh Uni Soviet. Perang muncul dari pembagian Korea pada akhir Perang Dunia II dan dari ketegangan global Perang Dingin yang berkembang segera setelah itu. Korea diperintah oleh Jepang dari tahun 1910 sampai hari-hari terakhir Perang Dunia II. Pada bulan Agustus 1945, Uni Soviet mendeklarasikan perang terhadap Jepang dan-dengan kesepakatan dengan Amerika Serikat yang diduduki Korea utara dari paralel ke-38. Pasukan AS kemudian menduduki selatan. Pada tahun 1948, kedua pemerintah yang terpisah telah dibentuk. Kedua pemerintah diklaim sebagai pemerintah yang sah dari Korea, dan tidak ada pihak menerima perbatasan permanen. Konflik meningkat menjadi perang terbuka ketika pasukan Korea Utara yang didukung oleh Uni Soviet dan Cina-menginvasi Korea Selatan pada tanggal 25 Juni 1950. [33] Pada hari itu, Dewan Keamanan PBB mengakui tindakan ini Korea Utara sebagai invasi dan menyerukan . gencatan senjata segera [34] Pada tanggal 27 Juni, Dewan Keamanan mengadopsi S / RES / 83: Keluhan agresi terhadap Republik Korea dan memutuskan pembentukan dan pengiriman Pasukan PBB di Korea. Amerika Serikat dan negara-negara lain pindah untuk membela Korea Selatan. dikalahkan dan menderita banyak korban dalam dua bulan pertama konflik, pasukan Korea Selatan terpaksa kembali ke perimeter Pusan. Dua puluh satu negara PBB memberikan kontribusi untuk pertahanan Korea Selatan, dengan Amerika Serikat menyediakan 88% dari tentara. Sebuah amfibi PBB kontra-ofensif di Inchon diluncurkan, dan memotong banyak penyerang Korea Utara. Mereka yang lolos meyampul dan menangkap dipaksa kembali ke utara sampai ke Sungai Yalu di perbatasan Korea-China, atau ke pedalaman pegunungan. Pada titik ini, pasukan Cina menyeberangi Yalu dan memasuki perang di sisi Korea Utara. [33] intervensi Cina dengan cepat memaksa Komando PBB kembali ke Korea Selatan, dan dua tahun terakhir perang melihat kebuntuan dan gesekan perang . Pertempuran berakhir pada tanggal 27 Juli 1953, saat perjanjian gencatan senjata ditandatangani. Perjanjian tersebut menetapkan perbatasan baru antara Korea dekat dengan sebelumnya dan menciptakan Zona Demiliterisasi Korea (DMZ), 2,5 mil (4.0 km) -lebar zona penyangga yang diperkaya antara mereka. Insiden perbatasan terus hingga saat ini. Perang telah dilihat baik sebagai perang saudara dan sebagai konflik proxy Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Meskipun tidak secara langsung melakukan kekuatan untuk konflik, Uni Soviet memberikan perencanaan strategis, senjata, dan bantuan material untuk kedua Korea Utara dan tentara Cina. Dari perspektif ilmu militer, Perang Korea awalnya berjuang dalam berturut-turut cara gaya mobile peperangan yang muncul dalam Perang Dunia II, tetapi pada tahun kedua konflik, pertempuran cenderung ke arah memegang operasi sementara rincian gencatan senjata yang diperdebatkan. Selama dua tahun terakhir konflik, Perang Dunia I taktik perang parit menjadi norma. Perang juga melihat pertempuran pertama antara jet-pesawat seperti F-86 Sabre yang digunakan oleh PBB dan MiG-15 yang digunakan oleh-Cina dalam peperangan.