Yet we think our miniscule senses a

Yet we think our miniscule senses are giving us reality. We even have phrases that echo our firm beliefs in these illusions. We say things like...

“Seeing is believing”
“I saw it with my own eyes” and
“I heard it with my own ears.”

Our lives, our belief systems, our politics, science and relationships are all based on the 0.00001% that our senses perceive. The rest is ignored. Where’s the intelligence in that?

In addition, our scientists have identified 11 dimensions to our existence and yet we are only aware of 4 of them (length, width, depth and time). The wonderments of the other 7 are hidden from us, buried beneath our awareness.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Namun kita berpikir indra miniscule kita memberikan kita kenyataan. Kami bahkan memiliki frase yang menggemakan keyakinan kita teguh dalam ilusi ini. Kami mengatakan hal-hal seperti ... "Melihat adalah percaya" "Saya melihat dengan mata saya sendiri" dan "Aku mendengarnya dengan telinga saya sendiri." Hidup kita, sistem kepercayaan kita, politik kita, ilmu pengetahuan dan hubungan semua didasarkan pada 0,00001% yang indera kita memandang. Sisanya diabaikan. Di mana kecerdasan dalam? Selain itu, para ilmuwan kami telah mengidentifikasi 11 dimensi untuk keberadaan kita namun kita hanya menyadari 4 dari mereka (panjang, lebar, kedalaman dan waktu). The wonderments yang lain 7 yang tersembunyi dari kami, terkubur di bawah kesadaran kita.