Four scientists have won the 2016 W

Four scientists have won the 2016 World Food Prize. The scientists are from the global agricultural research group the International Potato Center. They won the prize for enriching sweet potatoes. This has resulted in health benefits for millions of people across the world. The scientists developed a way to grow sweet potatoes that have extra amounts of Vitamin A in them. More Vitamin A means the sweet potato contains extra nutrition. One researcher said it was difficult to get farmers to help him with his work. Many farmers did not think it was a good idea. The researcher said: "They told me it was a bad idea. Their job was to increase yields, pest resistance and reduce poverty; it wasn't to improve nutrition.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Empat ilmuwan telah memenangkan 2016 World Food Prize. Para ilmuwan berasal dari kelompok riset pertanian global International Potato Center. Mereka memenangkan hadiah untuk memperkaya ubi jalar. Ini telah menghasilkan manfaat kesehatan bagi jutaan orang di seluruh dunia. Ilmuwan mengembangkan cara untuk tumbuh ubi jalar yang memiliki jumlah tambahan Vitamin A di dalamnya. Vitamin A lebih berarti ubi jalar mengandung nutrisi tambahan. Satu peneliti mengatakan itu sulit untuk mendapatkan petani untuk membantu dia dengan pekerjaannya. Banyak petani tidak berpikir itu ide yang baik. Peneliti mengatakan: "mereka bilang itu adalah ide yang buruk. Tugas mereka adalah untuk meningkatkan hasil, ketahanan terhadap hama dan mengurangi kemiskinan; bukan untuk meningkatkan gizi.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Empat ilmuwan telah memenangkan 2016 World Food Prize. Para ilmuwan dari kelompok penelitian pertanian global International Potato Center. Mereka memenangkan hadiah untuk memperkaya ubi jalar. Hal ini telah mengakibatkan manfaat kesehatan bagi jutaan orang di seluruh dunia. Para ilmuwan mengembangkan cara untuk tumbuh ubi jalar yang memiliki jumlah ekstra vitamin A di dalamnya. Lebih Vitamin A berarti ubi jalar mengandung nutrisi tambahan. Salah satu peneliti mengatakan sulit untuk mendapatkan petani untuk membantu dia dengan pekerjaannya. Banyak petani tidak berpikir itu adalah ide yang baik. Peneliti mengatakan: "Mereka mengatakan kepada saya itu ide yang buruk Pekerjaan mereka adalah untuk meningkatkan hasil, ketahanan terhadap hama dan mengurangi kemiskinan, itu bukan untuk memperbaiki gizi..