This probability activity emphasize

This probability activity emphasizes matching and introduces the concept impossible. The attributes of a set of figurines are written on index cards. For example, attributes for the figurines below would include the colors Blue, Red, Yellow, and Green; words describing age and gender such as Girl, Boy,

Woman, and Man; and adjectives de¬scribing size such as Big, Medium, and Little. Besides these attributes, several others that do not belong such as Dog and Purple—should be added as well.

Each child selects a figurine and cov¬ers it with her hands. The teacher selects an attribute card that the children's figu¬rines might have and shows it to the chil¬dren. Children holding figurines with the selected characteristic say ves (or whisper yes if in a large group) and stick up one of their thumbs. Children holding figurines without the attribute say, "Oh, well," and shrug. After a period of time, the teacher selects an attribute that no figurine could possibly have, such as purple polka dots. When every child says, "Oh, well," the children soon realize that no figurines match the teacher's attribute. At this point, the teacher introduces the concept of impossible. The next time the teacher picks an attribute that no child's figu¬rine could have, the children reply, "Impossible!"

Children love the word impossible and use it often. Their knowledge of impossible is often transferred to other activities, such as the Haves and Have Nots activity described earlier. If "children who are dogs" are asked to line up, many children will reply, "Impossible!"

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Kegiatan probabilitas ini menekankan pencocokan dan memperkenalkan konsep mustahil. Atribut dari serangkaian patung ditulis pada kartu indeks. Misalnya, atribut untuk patung-patung di bawah ini akan mencakup warna biru, merah, kuning dan hijau; kata-kata yang menggambarkan usia dan jenis kelamin seperti gadis, anak laki-laki,

wanita, dan laki-laki; dan sifat de¬scribing ukuran besar, menengah dan kecil. Selain sifat ini, beberapa orang lain yang tidak termasuk seperti anjing dan ungu — harus ditambahkan juga.

setiap anak memilih figurine dan cov¬ers dengan tangannya. Guru memilih kartu atribut bahwa anak-anak figu¬rines mungkin memiliki dan menunjukkan hal itu untuk chil¬dren. Anak-anak yang memegang patung-patung dengan karakteristik yang dipilih ves (atau bisikan ya jika dalam kelompok besar) dan tetap salah satu jempol mereka. Anak-anak yang memegang patung-patung tanpa atribut berkata, "Oh, Yah", dan mengangkat bahu. Setelah periode waktu, guru memilih atribut yang figurine tidak mungkin bisa memiliki, seperti titik-titik polka ungu. Ketika setiap anak berkata, "Oh, well,"anak-anak segera menyadari bahwa patung-patung tidak sesuai guru atribut. Pada titik ini, guru memperkenalkan konsep mustahil. Saat berikutnya guru mengambil atribut yang figu¬rine anak tidak bisa memiliki, anak-anak menjawab, "Mustahil!"

Anak cinta kata mustahil dan sering menggunakannya. Pengetahuan mereka tentang mustahil sering dipindahkan ke kegiatan lainnya, seperti aktivitas kaya dan miskin telah dijelaskan sebelumnya. Jika "anak-anak yang anjing" diminta untuk berbaris, banyak anak-anak akan menjawab, "Tidak mungkin!"