Of the second form of colonial Isla

Of the second form of colonial Islamic revivalism, examples are the
Muhammadiyyah and Nahdatu ul-Ulama organizations in Indonesia, established
in the first half of the twentieth century.13 One might also add the
Muslim Brotherhood of Egypt and the Jama‘at al-Islami of India. These were
mass-oriented social and religious movements committed to ambitious
programs such as the reform of Islamic education or the control of political
authority in preparation for implementing the Shari‘ah in the larger Islamic
society.

With the onset of the nation-state in the Muslim world in the middle of the
twentieth century and the supervision of the religious institution by the state,
coupled with the failure of the nation-state on many fronts, post-colonial
forms of Islamic revivalism came into being, some of which reflected extremist
interpretations of religion and resorted to violence to achieve their objectives.
The Egyptian Jihad of the 1970s and 1980s is a case in point.

The Taliban stands to be one of the major Islamist movements which arose
at the time of disintegration of the nation-state in Afghanistan. The Taliban
emerged in response to the failure of the secular nation-state to build a new
civil society and also to the failure of the urban Islamist movement in
Afghanistan to arrest the further disintegration of the state, especially in the
wake of the withdrawal of Soviet forces in the late 1980s.14 The Taliban movement
was formed in the context of the chaos in the country in the 1990s, especially
after the “Americans had turned their backs on the ruins of
Afghanistan.”15

It is clear that the most significant post-nation-state Islamist movements,
that is, the Egyptian Jihad, the bin Laden movement, which must be examined
against the wider context of Saudi Arabia in the 1970s and 1980s, and the
Taliban, appeared at major historical junctures in contemporary Islamic
history, precisely when secularism and the nation-state became exhausted,
and when new possibilities of establishing a novel Islamist order seemed to
arise

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Dari bentuk kedua dari kebangkitan Islam kolonial, contoh adalah
organisasi Muhammadiyyah dan Nahdatu ul-Ulama di Indonesia, didirikan
pada paruh pertama dari century.13 kedua puluh satu mungkin juga menambahkan
Ikhwanul Muslimin dari Mesir dan Jama'at al-Islami India. Ini adalah
gerakan sosial dan keagamaan massa berorientasi berkomitmen untuk ambisius
program seperti reformasi pendidikan Islam atau kontrol politik
otoritas dalam persiapan untuk menerapkan syariat Islam di besar
masyarakat. Dengan terjadinya negara-bangsa di dunia Muslim di tengah abad kedua puluh dan pengawasan lembaga keagamaan oleh negara, ditambah dengan kegagalan negara-bangsa di berbagai bidang, pasca-kolonial bentuk revivalisme Islam muncul menjadi, beberapa di antaranya tercermin ekstremis interpretasi agama dan terpaksa kekerasan untuk mencapai tujuan mereka. Jihad Mesir tahun 1970-an dan 1980-an adalah kasus di titik. Taliban berdiri untuk menjadi salah satu gerakan Islam utama yang timbul pada saat disintegrasi negara-bangsa di Afghanistan . Taliban muncul dalam menanggapi kegagalan bangsa-negara sekuler untuk membangun baru masyarakat sipil dan juga kegagalan gerakan Islam perkotaan di Afghanistan untuk menangkap disintegrasi lebih lanjut dari negara, terutama di bangun dari penarikan Soviet pasukan pada akhir 1980s.14 Gerakan Taliban dibentuk dalam konteks kekacauan di negara pada 1990-an, terutama setelah "Amerika telah berpaling dari reruntuhan Afghanistan." 15 Jelas bahwa pos yang paling signifikan gerakan Islam -nation-negara, yaitu, Jihad Mesir, yang Laden gerakan bin, yang harus diperiksa terhadap konteks yang lebih luas dari Arab Saudi pada 1970-an dan 1980-an, dan Taliban, muncul di saat-saat bersejarah utama dalam Islam kontemporer sejarah, tepatnya ketika sekularisme dan negara-bangsa menjadi kelelahan, dan ketika kemungkinan baru membangun tatanan Islam baru tampaknya muncul