Budgeting is a work in progress. Th

Budgeting is a work in progress. The process is never quite settled because those who manage it are never fully satisfied. To budget is to decide on the basis of inadequate information, often without secure knowledge of how past appropriations were used or of what was accomplished, or of the results that new allocations may produce. Most people involved in budgeting have experienced the frustration of having their preferences crowded out by the built-in cost of past actions. Budgeting is a deadline-driven process, in which sub-optimal decisions often are the norm because government does not have the option of making no decisions. When one cycle ends, the next begins, usually with little respite and along the same path that was trod the year before. The routines of budgeting dull conflict, but they also are a breeding ground for frustration.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Penganggaran adalah suatu karya dalam kemajuan. Proses pernah menetap karena orang-orang yang mengelola itu tidak pernah puas. Anggaran akan memutuskan berdasarkan informasi yang memadai, seringkali tanpa aman pengetahuan tentang bagaimana masa lalu alokasi yang digunakan atau apa yang dicapai, atau hasil yang baru alokasi dapat menghasilkan. Kebanyakan orang yang terlibat dalam anggaran telah mengalami frustrasi memiliki preferensi mereka padat keluar oleh biaya built-in tindakan di masa lalu. Penganggaran adalah proses yang berbasis tenggat waktu, di mana keputusan sub-optimal sering adalah norma karena pemerintah tidak memiliki pilihan untuk membuat tidak ada keputusan. Ketika satu siklus berakhir, berikutnya dimulai, biasanya dengan sedikit kelonggaran dan di sepanjang jalan yang sama yang telah menginjak tahun sebelumnya. Rutinitas penganggaran membosankan konflik, tetapi mereka juga berkembang biak bagi frustrasi.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Penganggaran adalah pekerjaan yang sedang berjalan. Proses ini tidak pernah cukup diselesaikan karena mereka yang mengelola itu tidak pernah puas. Untuk anggaran adalah untuk memutuskan atas dasar informasi yang tidak memadai, sering tanpa sepengetahuan aman dari alokasi bagaimana masa lalu digunakan atau apa yang dicapai, atau hasil yang alokasi baru dapat menghasilkan. Kebanyakan orang yang terlibat dalam penganggaran telah mengalami frustrasi karena preferensi mereka ramai oleh built-in biaya tindakan masa lalu. Penganggaran adalah proses tenggat waktu-driven, di mana keputusan sub-optimal sering norma karena pemerintah tidak memiliki pilihan untuk tidak membuat keputusan. Ketika satu siklus berakhir, berikutnya dimulai, biasanya dengan sedikit tangguh dan sepanjang jalan yang sama yang menginjak tahun sebelumnya. Rutinitas penganggaran konflik membosankan, tetapi mereka juga adalah tempat berkembang biak bagi frustrasi.