Cooper McLaughlin, struggled agains

Cooper McLaughlin, struggled against the restraints holding his wrists and ankles tethered apart, forcing every one of the handsome young quarterback’s muscles to flex in perfect symmetry. Lured here to this unknown laboratory by an anonymous scientist, he’d watched Coach Mike Capiletti as he was force-milked to orgasm, pushed over the edge by the insertion of a man’s cock in his ass. Shit, Cooper thought, I’m gonna bust deep in that hairy Italian hole too and quickly agreed to humiliate his coach.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Cooper McLaughlin, berjuang melawan kekangan memegang nya pergelangan tangan dan kakinya ditambatkan terpisah, memaksa setiap salah satu gelandang muda tampan otot untuk flex di simetri yang sempurna. Memikat di sini untuk laboratorium ini tidak diketahui oleh ilmuwan anonim, ia telah menyaksikan pelatih Mike Capiletti ketika ia diperah kekuatan orgasme, mendorong ke tepi dengan menyisipkan seorang laki-laki ayam dalam pantatnya. Sialan, Cooper berpikir, aku akan Bust jauh di Italia yang berbulu lubang terlalu dan cepat setuju untuk mempermalukan pelatih.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Cooper McLaughlin, berjuang melawan pembatasan memegang pergelangan tangan dan pergelangan kaki ditambatkan terpisah, memaksa setiap salah satu otot gelandang muda yang tampan untuk melenturkan dalam simetri yang sempurna. Terpikat sini untuk laboratorium ini tidak diketahui oleh ilmuwan anonim, ia menyaksikan Pelatih Mike Capiletti karena ia dipaksa diperah untuk orgasme, ditepis tepi dengan menyisipkan ayam seorang pria di pantatnya. Sial, Cooper berpikir, aku akan bust jauh di lubang Italia berbulu juga dan cepat setuju untuk mempermalukan pelatihnya.