It's a long walk. A long, awkward,

It's a long walk. A long, awkward, tension filled, quiet walk.
 
"We need to talk," he says as he shuts his door behind us. "Now."
 
I don't know if he's being 'Will' right now. I don't understand the angle he's coming at me from. I don't know whether or not to obey him, or punch him. I don't walk very far into his room. I fold my arms across my chest and attempt to look annoyed.
 
“Then talk!" I snap.
 
"Dammit, Lake! I'm not your enemy. Stop hating me."
 
He's being Will.
 
I rush toward him and throw my hands up in the air in frustration. "Stop hating you? Make up your freaking mind Will! Last night, you told me to stop loving you, now you're telling me to stop hating you? You tell me you don't want me to wait on you, yet you act like an immature little boy when I agree to go out with Nick! You want me to act like I don't know you, but then you pull me out of the lunchroom in front of everyone! We've got this whole façade between us, like we're different people all the time and it's exhausting! I never know when you're Will or Mr. Cooper and I really don't know when I'm supposed to be Layken or Lake."
 
I'm tired of playing his head games. I'm so tired.
 
I throw myself into the desk I occupy during his class. He is hard to read as he stands there, expressionless. His hands are in his pockets and he's leaning against the chalkboard.
 
He slowly walks around me and takes a seat in the desk behind me. I continue to face forward as I feel him lean forward in the desk, close enough to whisper. My body tenses and my chest tightens when he speaks.
 
"I didn't think it would be this hard," he says quietly.
 
I don't want to give him the gratification of seeing the tears that are making their way down my cheeks.
 
"I'm sorry I said that to you earlier, about Thursday," he says. "I was being sincere-for the most part. I know you'll need someone to watch Kel and I did make the slam a required assignment. But I shouldn't have reacted like that. That's why I asked you to come here, I just needed to apologize. It won't happen again, I swear."
 
The door to the classroom swings open and Will hops up out of the seat as Eddie eyes us curiously from the doorway. She's holding the backpack that I left in the cafeteria. I can't conceal the tears that are still flowing from my eyes so I turn away from her. There's nothing Will nor I could do at this point to mask the tension between us.
 
Eddie holds her palms up and gently lays my backpack on the desk closest to the door. She backs out of the room as she whispers, "My bad…continue." She closes the door behind her.
 
"That’s just great," Will mutters.
 
"Let it go, Will," I say as I stand up and walk to my backpack. "If she asks me about it, I'll just tell her you were upset because I said asshole. And jackass. And dickhead. And bastar-"
 
"I get your point!" he snaps.
 
My hand is on the doorknob when he calls my name again. I pause.
 
"I also want to say I'm sorry-about last night," he says.
 
I turn toward him as I speak. "Are you sorry you let it happen? Or sorry about the way you stopped it?"
 
He cocks his head and shrugs his shoulders as if he doesn't understand my question. "All of it. It never should have happened.”
 
"Bastard," I finish.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Ini adalah berjalan-jalan. Sebuah panjang, canggung, ketegangan diisi, tenang berjalan. "Kita harus bicara," katanya sambil menutup pintu di belakang kami. "Sekarang." Saya tidak tahu apakah dia menjadi 'Akan' sekarang. Saya tidak mengerti sudut dia datang pada saya dari. Aku tidak tahu apakah atau tidak untuk mematuhinya, atau memukulnya. Aku tidak berjalan sangat jauh ke kamarnya. Aku melipat tangan di dada dan upaya untuk terlihat kesal. "Lalu bicara!" Aku mengambil. "Sialan, Lake! Aku bukan musuh. Berhenti membenci saya. " Dia menjadi Will. Aku bergegas ke arahnya dan melempar tangan saya di udara frustrasi." Berhenti membenci Anda? Membuat pikiran panik Anda Will! Tadi malam, Anda mengatakan kepada saya untuk berhenti mencintai Anda, sekarang kau menyuruhku untuk berhenti membenci Anda? Anda bilang kau tidak ingin aku menunggu pada Anda, namun Anda bertindak seperti anak kecil yang belum dewasa ketika saya setuju untuk pergi keluar dengan Nick! Anda ingin saya bertindak seperti saya tidak tahu Anda, tapi kemudian Anda menarik saya keluar dari ruang makan di depan semua orang! Kami punya seluruh façade ini antara kami, seperti kami orang yang berbeda sepanjang waktu dan itu melelahkan! Aku tidak pernah tahu kapan Anda Will atau Mr. Cooper dan saya benar-benar tidak tahu kapan aku seharusnya layken atau Danau. " Aku bosan bermain game kepalanya. Aku sangat lelah. Aku melemparkan diri ke meja saya menempati selama kelasnya. dia sulit dibaca saat ia berdiri di sana, tanpa ekspresi. tangannya di sakunya dan dia bersandar papan tulis. dia perlahan-lahan berjalan di sekitar saya dan mengambil tempat duduk di meja di belakang saya. saya terus menghadapi ke depan karena saya merasa dia bersandar ke depan di meja, cukup dekat untuk berbisik. tubuh bentuk kata saya dan dadaku mengencangkan saat ia berbicara. "saya tidak berpikir itu akan ini keras," katanya pelan. aku don ' t ingin memberinya kepuasan melihat air mata yang membuat jalan mereka di pipiku. "maaf aku mengatakan bahwa kepada Anda sebelumnya, sekitar hari Kamis," katanya. "saya sedang tulus-untuk sebagian besar. Saya tahu Anda akan membutuhkan seseorang untuk menonton Kel dan saya melakukan slam yang tugas yang diperlukan. Tapi aku tidak seharusnya bereaksi seperti itu. Itu sebabnya saya meminta Anda untuk datang ke sini, saya hanya perlu untuk meminta maaf. Ini tidak akan terjadi lagi, aku bersumpah. " Pintu ke ayunan kelas terbuka dan Will melompat keluar dari kursi sebagai mata Eddie kita ingin tahu dari ambang pintu. Dia memegang ransel bahwa saya meninggalkan di kantin. Aku tidak bisa menyembunyikan air mata yang masih mengalir dari mata saya jadi saya berpaling darinya. Tidak ada yang akan atau bisa saya lakukan pada saat ini untuk menutupi ketegangan antara kami. Eddie memegang telapak tangannya dan dengan lembut meletakkan ransel di meja paling dekat dengan pintu. dia punggung keluar dari ruangan sambil berbisik, "saya buruk ... terus." dia menutup pintu di belakangnya. "itu hanya besar," Will bergumam. "Biarkan saja, Will," kataku sambil berdiri dan berjalan ke ransel saya. "Jika dia bertanya tentang hal itu, saya hanya akan mengatakan padanya kau marah karena aku bilang brengsek. Dan jackass. Dan brengsek. Dan bastar- " " Saya mendapatkan titik Anda! "Tukasnya. Tangan saya di kenop pintu ketika ia menyebut nama saya lagi. Saya berhenti. " Saya juga ingin mengatakan saya minta maaf-tentang tadi malam, "katanya. Aku berpaling ke dia sebagai saya berbicara. "Apakah Anda menyesal membiarkan hal itu terjadi? Atau menyesal tentang cara Anda berhenti itu? " Dia memiringkan kepalanya dan mengangkat bahunya seakan ia tidak mengerti pertanyaan saya." Semua itu. Ini seharusnya tidak pernah terjadi. " " Bajingan, "aku selesai.