Cut Nyak Dien lahir pada 1850 di Desa Lampadang, Aceh. Nama Bapa-nya adalah Nanta Seutia dan ibunya adalah penurunan pangeran. Dia adalah pejuang pada saat Belanda dijajah di Indonesia. Dia menikah dengan Teuku Cik Ibrahim Lamnga. Dia selalu memberi semangat kepada suaminya sehingga kaku. Ketika Belanda menyerang VI daerah Mukim, Cut Nyak Dien berpisah dengan Teuku Cik Ibrahim Lamnga selama tiga tahun. Dia dan keluarganya harus pergi keluar dari desa kami melarikan diri. Cut Nyak Dien sangat sedih karena suaminya sudah meninggal saat diserang Belanda. Tapi, dia tidak kehilangan harapan. Cut Nyak Dien menikah lagi dengan Teuku Umar. Seseorang yang seorang pejuang pemberani. Cut Nyak Dien dan Teuku Umar berjuang bersama-sama. Suaminya mengubah taktik dan sisi dengan Belanda. Cut Nyak Dien sangat sedih. Tapi, dia bisa membuat dia sadar dan kembali dengan orang-orang Aceh untuk menyerang Belanda. Teuku Umar sudah mati, dan insiden membuat Cut Nyak Dien sadar, jika dia harus bangun untuk menyerang pasukan Belanda.
Cut Nyak Dien memiliki banyak pengikut. Dengan follower-nya Cut Nyak Dien membuat rencana pertahanan. Selama enam tahun, Cut Nyak Dien gerilya upah perang dengan follower-nya. Mereka sangat setia padanya. Secara bertahap, Cut Nyak Dien mendapat lemah dan dia turun dengan rabun. Jadi, dia harus dibawa oleh follower-nya. Seseorang dari pengikut disayangkan kondisi Cut Nyak Dien. Pang Laut, follower-nya yang begitu setia. Situasi yang lebih mendorong mereka. Pang Laut memutuskan untuk menyerah kepada Belanda dan mengatakan di mana tempat Cut Nyak Dien adalah. Hal itu membuat Cut Nyak Dien tertangkap oleh Belanda dan Holland terisolasi nya di Sumedang, Jawa Barat. Cut Nyak Dien sudah mati di tempat di mana dia diisolasi pada November, 6 1908.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
