The trams remained until 21 July 19

The trams remained until 21 July 1947 under the eyes of the Dutch in Batavia drive, without the remaining (not repatriated and not about members) Dutch BVM-enter the areas if the materiel or personnel. It would also not have been wise for 27 July 1947 as a Dutchman would have tried as a passenger to use the Tram's Jakarta-Kota. Set that he did with Republican money would have to be able to pay, then it would have been extremely unwise to step on a tram, for he then decided his life would have been not sure. This quite apart from the fact that there was almost always stuffed tram carriages. After the Dutch had regained the BVM-leadership management came more material and money available to the lines and materiel to bring in reasonable condition again. The first tangible result of the progress was posted on 15 October 1947, when a better timetable could be presented.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Trem tetap sampai 21 Juli 1947 di bawah mata Belanda di Batavia drive, tanpa sisa (tidak dipulangkan dan tidak tentang anggota) Belanda BVM-masukkan daerah jika materiel atau personil. Juga tidak pasti akan bijaksana untuk 27 Juli 1947 sebagai seorang Belanda akan mencoba sebagai penumpang menggunakan trem di Jakarta-Kota. Set yang ia lakukan dengan uang Republik harus mampu membayar, maka itu akan menjadi sangat bijaksana untuk menginjak trem, ia kemudian memutuskan hidupnya pasti tidak yakin. Ini terlepas dari kenyataan bahwa ada hampir selalu diisi kereta trem. Setelah Belanda telah kembali BVM-kepemimpinan manajemen datang lebih banyak bahan dan uang yang tersedia untuk baris dan material untuk membawa dalam kondisi yang wajar lagi. Hasil nyata pertama dari kemajuan telah diposting pada 15 Oktober 1947, ketika jadwal lebih baik dapat disajikan.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Trem tetap sampai 21 Juli 1947 di bawah mata Belanda di Batavia drive, tanpa sisa (tidak dipulangkan dan tidak tentang anggota) Belanda BVM-masuk daerah jika materiil atau personil. Ini juga tidak akan menjadi bijaksana untuk 27 Juli 1947 sebagai seorang Belanda akan mencoba sebagai penumpang untuk menggunakan Tram Jakarta-Kota. Set yang ia lakukan dengan uang Republik harus mampu membayar, maka itu akan menjadi sangat tidak bijaksana untuk menginjak trem, karena dia kemudian memutuskan hidupnya akan tidak yakin. Hal ini terlepas dari kenyataan bahwa ada hampir selalu diisi trem kereta. Setelah Belanda kembali manajemen BVM kepemimpinan datang lebih banyak materi dan uang yang tersedia untuk garis dan perlengkapan untuk membawa kondisi yang wajar lagi. Hasil nyata pertama kemajuan telah diposting pada tanggal 15 Oktober 1947, ketika jadwal yang lebih baik dapat disampaikan.