The international (country-by-count

The international (country-by-country) or multinational (region-by-region) orientation,
while enabling the consolidation of operations within countries or regions, will
tend to result in market fragmentation worldwide, nonetheless. Operational fragmentation
leads to higher costs.When many Japanese companies entered the world markets
as low-cost manufacturers of reliable products in the 1970s, well-established U.S. and
European multinational companies were made acutely aware of their vulnerability as
high-cost manufacturers. Levitt,51 an arduous globalization proponent, argues:

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Multinasional orientasi (wilayah dengan wilayah), atau internasional (negara-negara dengan)sementara memungkinkan konsolidasi operasi dalam negara atau wilayah, akancenderung mengakibatkan fragmentasi pasar di seluruh dunia, namun. Fragmentasi operasionalmengarah pada biaya yang lebih tinggi. Ketika kebanyakan perusahaan Jepang memasuki pasar duniasebagai produsen biaya rendah produk yang dapat diandalkan di tahun 1970an, U.S. mapan danPerusahaan-perusahaan multinasional Eropa dibuat sadar kerentanan mereka sebagaiprodusen biaya tinggi. Levitt, 51 pendukung sulit globalisasi, berpendapat:

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Internasional (negara-oleh-negara) atau multinasional (wilayah-by-wilayah) orientasi,
sementara memungkinkan konsolidasi operasi dalam negara atau wilayah, akan
cenderung menghasilkan fragmentasi pasar di seluruh dunia, tetap. Fragmentasi operasional
mengarah ke yang lebih tinggi costs.When banyak perusahaan Jepang memasuki pasar dunia
sebagai produsen penerbangan murah dari produk yang dapat diandalkan pada 1970-an, mapan AS dan
perusahaan-perusahaan multinasional Eropa dibuat sadar kerentanan mereka sebagai
produsen-biaya tinggi. Levitt, 51 seorang pendukung globalisasi yang sulit, berpendapat: