Educational risk factors for psycho

Educational risk factors for psychological truancy in Lesotho: a qualitative exploration.

A qualitative case study design was used to explore educational risk factors that may contribute to psychological truancy in a Lesotho secondary school. Purposively sampled teachers (n = 4, females = 50%) and pupils (n = 4, females = 75%), who have experience of psychological truancy, took part in a focus group and individual interviews. Inductive content analysis was used to analyse data emanating from the interviews. The findings indicate that pupil–teacher relationships, the use of English as medium of instruction and a lack of resources may be educational risk factors contributing to psychological
truancy. Positive pupil–teacher relationships and active classroom engagement are prerequisites for successful and active
learning

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Faktor risiko pendidikan untuk psikologis pembolosan di Lesotho: eksplorasi kualitatif.Desain kualitatif studi kasus yang digunakan untuk mengeksplorasi pendidikan faktor risiko yang dapat berkontribusi untuk psikologis pembolosan di sebuah sekolah menengah Lesotho. Purposively sampel guru (n = 4, betina = 50%) dan murid (n = 4, betina = 75%), yang memiliki pengalaman psikologis pembolosan, mengambil bagian dalam sebuah kelompok fokus dan wawancara individu. Analisis kandungan induktif digunakan untuk menganalisis data berasal dari wawancara. Temuan menunjukkan bahwa hubungan guru-murid, menggunakan bahasa Inggris sebagai media pengajaran dan kurangnya sumber daya dapat menjadi faktor risiko pendidikan berkontribusi psikologispembolosan. Positif hubungan guru-murid dan keterlibatan aktif kelas merupakan prasyarat untuk sukses dan aktifbelajar

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Faktor risiko pendidikan untuk bolos psikologis di Lesotho. Eksplorasi kualitatif

Sebuah desain studi kasus kualitatif digunakan untuk mengeksplorasi faktor risiko pendidikan yang dapat berkontribusi untuk pembolosan psikologis di sekolah menengah Lesotho. Guru purposive sampel (n = 4, perempuan = 50%) dan siswa (n = 4, perempuan = 75%), yang memiliki pengalaman pembolosan psikologis, mengambil bagian dalam kelompok dan wawancara individu. Analisis isi induktif digunakan untuk menganalisis data yang berasal dari wawancara. Temuan menunjukkan bahwa hubungan murid-guru, penggunaan bahasa Inggris sebagai pengantar dan kurangnya sumber daya mungkin faktor risiko pendidikan berkontribusi terhadap psikologis
pembolosan. Hubungan murid-guru yang positif dan keterlibatan kelas aktif merupakan prasyarat untuk sukses dan aktif
belajar