Participants were seated 90 cm in f

Participants were seated 90 cm in front of the monitor in a
dimly lit room. Distance was held constant by using a
chinrest. A trial began with a fixation square, the corners
of which indicated the potential target locations (cf. Fig. 1
for examples of the trial sequences). A fixation cross was
not used in this study, in order to avoid cueing of the central
distractor (for a similar approach, see Beck & Lavie, 2005).
The fixation square appeared for 1,000 ms and was immediately
replaced by the display containing target symbol,
fillers, and distractor. This was presented for 200 ms and
followed by a blank screen for 1,800 ms, during which time
participants responded via button presses. The task was to
decide whether the target symbol was male or female by
pressing a marked “a” or “l” key on a standard keyboard
using the index fingers. The key assignments were counterbalanced
across participants, who were instructed to classify
the target as quickly and accurately as possible while ignoring
the distractor. Hearing participants got written instructions
on the screen, whereas deaf participants received the
same instructions additionally via sign language

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Peserta adalah duduk 90 cm di depan monitor diremang-remang kamar. Jarak diadakan konstan dengan menggunakanchinrest. Sidang dimulai dengan alun-alun fiksasi, sudutyang menunjukkan lokasi target yang potensial (Lihat gambar 1untuk contoh urutan sidang). Fiksasi salib adalahtidak digunakan dalam studi ini, untuk menghindari cueing Centraldistractor (untuk pendekatan yang sama, lihat Beck & Lavie, 2005).Alun-alun fiksasi muncul untuk 1.000 ms dan segeradiganti dengan simbol target yang berisi tampilan,pengisi, dan distractor. Ini dipersembahkan untuk 200 ms dandiikuti oleh layar kosong untuk ms 1.800, selama waktupeserta menjawab melalui menekan tombol. Tugas adalah untukmemutuskan apakah simbol target adalah laki-laki atau perempuan olehmenekan ditandai "a" atau "l" tombol pada keyboard standarmenggunakan indeks jari. Tugas utama yang diimbangiseluruh peserta, yang diperintahkan untuk mengklasifikasikantarget sebagai dengan cepat dan akurat mungkin sambil mengabaikandistractor. Peserta mendengar mendapat instruksi tertulisdi layar, sedangkan tuli peserta diterimainstruksi tambahan melalui bahasa isyarat

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Peserta duduk 90 cm di depan monitor di
ruang remang-remang. Jarak diadakan konstan dengan menggunakan
chinrest. Sebuah pengadilan dimulai dengan persegi fiksasi, sudut-sudut
yang menunjukkan lokasi target potensial (lih Gambar. 1
untuk contoh urutan trial). Sebuah salib fiksasi
tidak digunakan dalam penelitian ini, untuk menghindari cueing dari pusat
jebakan (untuk pendekatan yang sama, lihat Beck & Lavie, 2005).
Fiksasi persegi muncul untuk 1.000 ms dan segera
digantikan oleh tampilan yang mengandung simbol sasaran ,
pengisi, dan jebakan. Hal ini disajikan untuk 200 ms dan
diikuti oleh layar kosong untuk 1.800 ms, selama waktu
peserta merespon melalui penekanan tombol. Tugas adalah untuk
memutuskan apakah simbol sasaran adalah laki-laki atau perempuan dengan
menekan tanda "a" atau "l" tombol pada keyboard standar
menggunakan jari telunjuk. Tugas utama yang diimbangi
seluruh peserta, yang diperintahkan untuk mengklasifikasikan
target secepat dan seakurat mungkin sementara mengabaikan
jebakan tersebut. Mendengar peserta mendapat instruksi tertulis
di layar, sedangkan peserta tuli menerima
instruksi yang sama tambahan melalui bahasa isyarat