7.77 % alcohol was produced by 8 %

7.77 % alcohol was produced by 8 % yeast cell concentration
at 28OC, pH 4.0 and 10% sugar concentration for 48 hrs. But
under the same time of 48 hrs., 10% yeastcell concentration
produced 7.47% of alcohol. Alcohol production was gradually
decreased with sugar concentration from 10% to 12%. Though
alcohol production takes place under resting condition,
decrease in yeast cell concentration, more amount of sugar
was utilized by yeast to be converted to alcohol. The
distillation process was the most troublesome since it required
the combination of many equipments which led to some
malfunctions. From the above observations, we can conclude
that the above process was highly suitable for industrial
production of alcohol from banana fruits because the alcohol
yield was low cost technology and also ecofriendly.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

7.77% alkohol diproduksi oleh konsentrasi sel ragi 8%
pada 28oC, pH konsentrasi gula 4,0 dan 10% untuk 48 jam. Tapi
di bawah waktu yang sama dari 48 jam., Konsentrasi yeastcell 10%
diproduksi 7.47% alkohol. Produksi alkohol secara bertahap
menurun dengan konsentrasi gula dari 10% menjadi 12%. Meskipun
produksi alkohol terjadi di bawah kondisi istirahat,
penurunan konsentrasi sel ragi, lebih jumlah gula
yang digunakan oleh ragi yang akan dikonversi ke alkohol. The
proses distilasi adalah yang paling merepotkan karena diperlukan
kombinasi dari banyak peralatan yang menyebabkan beberapa
kerusakan. Dari pengamatan di atas, dapat disimpulkan
bahwa proses di atas adalah sangat cocok untuk industri
produksi alkohol dari buah pisang karena alkohol
yield adalah teknologi biaya rendah dan juga ecofriendly.