INTRODUCTIONIn this paper, we use t

INTRODUCTION
In this paper, we use the folk tale ―The Three Little Pigs‖ as a metaphor. This tale helped us and our colleagues to see the phenomenon of mathematical knowledge development in a new way, and we hope it will do the same for our readers.
Once upon a time there were three little pigs and their mom, who happened to be a teacher. One day, the teacher-mom gave her little students the following task: they each should build a house to protect themselves from the cold winter wind and the hungry wolf. She hoped that her students would gain valuable knowledge through the solving of this problem.
Although the three little pigs seemed to be fully engaged in the real-life situation, each proceeded in a different manner.
Nif-Nif built a cute little straw house. He was convinced that the sun would always provide warmth and that the wolf, whom he had never seen before, was far away.
Nuf-Nuf gave a little more effort and built his house out of sticks. He decided that the house would be solid and warm enough.
In contrast to his brothers, and to the great satisfaction of the teacher-mom, Naf-Naf worked hard to build a solid brick house.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

PENDAHULUANDalam tulisan ini, kami menggunakan cerita rakyat ―The tiga Pigs‖ kecil sebagai sebuah metafora. Kisah ini membantu kita dan rekan-rekan kami untuk melihat fenomena pengembangan pengetahuan matematika dengan cara yang baru, dan kami berharap itu akan melakukan hal yang sama untuk pembaca kami.Alkisah ada three little pigs dan ibu mereka, yang kebetulan menjadi guru. Suatu hari, sang ibu guru memberi murid-muridnya sedikit tugas berikut: mereka masing-masing harus membangun sebuah rumah untuk melindungi diri dari angin musim dingin dan serigala lapar. Dia berharap bahwa siswa akan mendapatkan pengetahuan yang berharga melalui pemecahan masalah ini.Meskipun three little pigs tampaknya sepenuhnya terlibat dalam situasi kehidupan nyata, setiap melanjutkan dengan cara yang berbeda.NIF-Nif membangun rumah jerami kecil yang lucu. Dia yakin bahwa matahari akan selalu memberikan kehangatan dan bahwa serigala, yang ia belum pernah lihat sebelumnya, adalah jauh.Nuf-Nuf memberikan sedikit lebih banyak usaha dan membangun rumahnya dari tongkat. Ia memutuskan bahwa rumah akan menjadi padat dan cukup hangat.Berbeda dengan saudaranya, dan kepuasan yang besar guru-ibu, Naf-Naf bekerja keras untuk membangun sebuah rumah bata yang solid.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

PENDAHULUAN
Dalam makalah ini, kami menggunakan cerita rakyat -The Three Little Pigs‖ sebagai metafora. Kisah ini membantu kami dan rekan-rekan kami untuk melihat fenomena perkembangan pengetahuan matematika dengan cara yang baru, dan kami berharap ini akan melakukan hal yang sama untuk pembaca kami.
Sekali waktu ada tiga babi kecil dan ibu mereka, yang kebetulan menjadi guru. Suatu hari, guru-ibu memberi siswa kecilnya tugas berikut: mereka masing-masing harus membangun rumah untuk melindungi diri dari angin musim dingin dan serigala lapar. Dia berharap bahwa murid-muridnya akan mendapatkan pengetahuan yang berharga melalui pemecahan masalah ini.
Meskipun tiga babi kecil tampaknya terlibat penuh dalam situasi kehidupan nyata, setiap melanjutkan dengan cara yang berbeda.
Nif-Nif membangun sebuah rumah jerami kecil yang lucu. Ia yakin bahwa matahari akan selalu memberikan kehangatan dan bahwa serigala, yang belum pernah terlihat sebelumnya, adalah jauh.
Nuf-Nuf memberikan sedikit lebih banyak usaha dan membangun rumahnya dari tongkat. Dia memutuskan bahwa rumah akan padat dan cukup hangat.
Berbeda dengan saudara-saudaranya, dan kepuasan yang besar dari guru-ibu, Naf Naf-bekerja keras untuk membangun sebuah rumah bata padat.