Outcome Assessment in School Counse

Outcome Assessment in School Counseling
The American School Counselor Association’s (ASCA, 2003) National Model, a document
designed to guide school counseling programs, clearly states that school counseling programs are data driven. The ASCA National Model urges school counselors to move beyond simply gathering data on services that are provided to students, to gathering data on the impact of these programs. According to the ASCA National Model, “Counselors analyze student achievement and counseling-program-related data to evaluate the counseling program, conduct research on activity outcomes, and discover gaps that exist between different groups of students that need to be addressed” (p. 44). In school counseling, as compared with other counseling areas, there has been significantly less outcome research (Sexton, 1996). Furthermore, as noted by Whiston and Sexton (1998), the outcome instruments used in research are often author-developed for that particular study. Hence, the school counselor does not have the same supply of researched instruments to use in evaluating school counseling programs as mental health and career counselors have to evaluate their activities. This does not mean that there are no readily available outcome assessments for school counselors. School counselors do have access to many important outcome assessments, such as measures of academic achievement (e.g., achievement test scores).
Lapan (2001) provided a framework for planning and evaluating a comprehensive
guidance and counseling program.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Hasil penilaian dalam konseling sekolahAmerican School konselor Association (ASCA, 2003) Model nasional, dokumendirancang untuk membimbing sekolah konseling program, dengan jelas menyatakan bahwa sekolah konseling program yang didorong data. Model Nasional ASCA mendesak konselor sekolah untuk bergerak melampaui hanya mengumpulkan data pada layanan yang disediakan kepada siswa, untuk mengumpulkan data tentang dampak dari program ini. Menurut Model ASCA nasional, "konselor menganalisis prestasi siswa dan berhubungan dengan konseling program data untuk mengevaluasi program konseling, melakukan penelitian pada hasil kegiatan, dan menemukan kesenjangan yang ada antara berbagai kelompok siswa yang perlu diatasi" (hal. 44). Dalam konseling sekolah, dibandingkan dengan daerah konseling lain, telah secara signifikan kurang hasil penelitian (Sexton, 1996). Selain itu, seperti yang dicatat oleh Whiston dan Sexton (1998), hasil instrumen yang digunakan dalam penelitian sering penulis dikembangkan untuk studi tersebut. Oleh karena itu, konselor sekolah tidak memiliki pasokan sama diteliti instrumen untuk digunakan dalam mengevaluasi program konseling sekolah sebagai kesehatan mental dan konselor karir harus mengevaluasi kegiatan mereka. Ini tidak berarti bahwa ada tidak ada penilaian hasil tersedia untuk konselor sekolah. Konselor sekolah memiliki akses ke banyak penilaian hasil penting, seperti ukuran prestasi akademik (misalnya, Skor tes prestasi).Lapan (2001) yang memberikan kerangka bagi perencanaan dan evaluasi komprehensifbimbingan dan konseling program.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Penilaian Hasil di Sekolah Konseling
The American School Counselor Association (ASCA, 2003) National Model, dokumen
yang dirancang untuk memandu program konseling sekolah, jelas menyatakan bahwa program konseling sekolah adalah data driven. The ASCA Nasional Model mendesak konselor sekolah untuk bergerak lebih dari sekedar mengumpulkan data pada layanan yang diberikan kepada siswa, untuk mengumpulkan data tentang dampak dari program ini. Menurut National Model ASCA, "Konselor menganalisa data prestasi siswa dan konseling-program yang berkaitan dengan evaluasi program konseling, melakukan penelitian terhadap hasil kegiatan, dan menemukan kesenjangan yang ada antara berbagai kelompok siswa yang perlu ditangani" (hal. 44). Dalam konseling sekolah, dibandingkan dengan daerah lain konseling, telah ada penelitian hasil signifikan kurang (Sexton, 1996). Selain itu, seperti dicatat oleh Whiston dan Sexton (1998), instrumen hasil yang digunakan dalam penelitian sering penulis dikembangkan untuk itu studi tertentu. Oleh karena itu, konselor sekolah tidak memiliki pasokan yang sama instrumen diteliti untuk digunakan dalam mengevaluasi program konseling sekolah kesehatan dan karir konselor mental yang harus mengevaluasi kegiatan mereka. Ini tidak berarti bahwa tidak ada siap penilaian hasil tersedia untuk konselor sekolah. Konselor sekolah memiliki akses ke banyak hasil penilaian penting, seperti ukuran prestasi akademik (misalnya, nilai tes prestasi).
Lapan (2001) memberikan kerangka untuk perencanaan dan evaluasi yang komprehensif
bimbingan dan konseling Program.