PENDAHULUAN Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan ditambah dengan stabilitas harga terus menjadi tujuan utama dari kebijakan ekonomi makro untuk sebagian besar negara di dunia saat ini. Antara lain penekanan diberikan kepada stabilitas harga dalam melakukan kebijakan moneter dengan tujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta memperkuat daya beli mata uang domestik (Umaru dan Zubairu, 2012). Pertanyaan tentang apakah atau tidak inflasi berbahaya bagi pertumbuhan ekonomi baru-baru ini menjadi topik perdebatan yang seru untuk para pembuat kebijakan dan ekonom makro. Beberapa penelitian telah memperkirakan hubungan negatif antara inflasi dan ekonomi pertumbuhan. Khususnya rebutan adalah bahwa apakah inflasi diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi atau merugikan pertumbuhan. Pada dasarnya tingkat pertumbuhan ekonomi terutama tergantung pada tingkat pembentukan modal dan tingkat pembentukan modal tergantung pada tingkat tabungan dan investasi (Datta dan Kumar, 2011). Tingkat pertumbuhan dan inflasi ekonomi dunia telah berfluktuasi. Demikian juga, tingkat inflasi telah mendominasi dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan di hampir bertahun-tahun (Madhukar dan Nagarjuna, 2011) dan hubungan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi terus menjadi salah satu masalah ekonomi makro yang paling. Demikian pula, Ahmed (2010) menyatakan bahwa hubungan ini telah dikemukakan dalam berbagai literatur ekonomi dan argumen ini menunjukkan perbedaan dalam kaitannya dengan kondisi tatanan ekonomi dunia. Sesuai dengan kebijakan ini, peningkatan total permintaan yang disebabkan peningkatan produksi dan inflasi juga. Namun, inflasi tidak dianggap sebagai masalah dalam jangka waktu yang agak dianggap sebagai dampak positif pada pertumbuhan ekonomi yang diterima secara luas. Di tengah pandangan ini, Phillips pertama kali diperkenalkan hipotesis bahwa inflasi yang tinggi secara positif mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan tingkat pengangguran.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
