Tax compliance can be defined as th

Tax compliance can be defined as the degree to which a taxpayer complies or fails to comply with the tax rules of their country
(Marziana et.al, 2010). Tax compliance activities include the completion of tax returns, compilationof necessary receipts, maintenance
of proper records, tax planning and obtaining sufficient knowledge to enable these obligations to be accurately executed. The
taxpayer’s compliance burden arises from the introduction of SAS. They are required to obtain appropriate tax knowledge, engage
external tax professionals and the requirement for better recordkeeping practices (Saipei&Kasipillai, 2014).
According to prior research, tax knowledge plays an important role in increasing the level of tax compliance (Richardson, 2006;
Kirchler et.al, 2008).Therefore, publics should be equipped with the tax education so that every person has a sufficient knowledge
towards competent taxpayers. Park & Hyun (2003) suggested that tax education is one of the most effective tools to encourage
taxpayers to comply further. If the taxpayers understand appropriately the basic concept of taxation, they are willing to comply
(Marziana et. al., 2010).

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Kepatuhan pajak dapat didefinisikan sebagai tingkat mana pembayar pajak sesuai atau gagal untuk mematuhi peraturan pajak negara mereka (Marziana et.al, 2010). Aktivitas komplians pajak termasuk penyelesaian pajak, compilationof diperlukan penerimaan, perawatan tepat catatan, pajak perencanaan dan memperoleh pengetahuan yang memadai untuk mengaktifkan kewajiban ini akurat akan dieksekusi. The beban ketundukan pembayar pajak yang timbul dari pengenalan SAS. Mereka diwajibkan untuk memperoleh pengetahuan sesuai pajak, terlibat Para profesional pajak eksternal dan persyaratan untuk praktek pencatatan lebih baik (Saipei & Kasipillai, 2014).Menurut penelitian sebelumnya, pajak pengetahuan memainkan peran penting dalam meningkatkan tingkat kepatuhan pajak (Richardson, 2006; Kirchler et.al, 2008). Oleh karena itu, publik harus dilengkapi dengan pajak pendidikan sehingga setiap orang memiliki pengetahuan yang memadai menuju kompeten pembayar pajak. Park & Hyun (2003) menyarankan bahwa pajak pendidikan adalah salah satu alat paling efektif untuk mendorong pembayar pajak untuk memenuhi lebih lanjut. Jika para pembayar pajak tepat memahami konsep dasar pengenaan pajak, mereka bersedia mematuhi(Marziana et.Al, 2010).

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Kepatuhan pajak dapat didefinisikan sebagai sejauh mana sesuai wajib pajak atau gagal untuk mematuhi aturan pajak dari negara mereka
(Marziana et.al, 2010). Kegiatan kepatuhan pajak termasuk penyelesaian pajak, compilationof penerimaan diperlukan, pemeliharaan
catatan yang tepat, perencanaan pajak dan memperoleh pengetahuan yang cukup untuk memungkinkan kewajiban ini akan dieksekusi secara akurat. The
beban kepatuhan wajib pajak timbul dari pengenalan SAS. Mereka diharuskan untuk memperoleh pengetahuan pajak yang tepat, terlibat
. Profesional pajak eksternal dan persyaratan untuk praktek pencatatan yang lebih baik (Saipei & Kasipillai 2014)
Menurut penelitian sebelumnya, pengetahuan pajak memainkan peran penting dalam meningkatkan tingkat kepatuhan pajak (Richardson, 2006;
Kirchler et.al, 2008) .Oleh karena itu, publik harus dilengkapi dengan pendidikan pajak sehingga setiap orang memiliki pengetahuan yang cukup
terhadap wajib pajak yang kompeten. Park & Hyun (2003) mengemukakan bahwa pendidikan pajak adalah salah satu alat yang paling efektif untuk mendorong
wajib pajak untuk mematuhi lanjut. Jika wajib pajak memahami secara tepat konsep dasar perpajakan, mereka bersedia untuk mematuhi
(Marziana et. Al., 2010).