ransference of nutrients from the h

ransference of nutrients from the hen to the egg follows two pathways: via the ovary to the yolk or via the oviduct to the albumen, egg shells, and membranes. Chemically, the transference of nutrients from the hen to the ovary and the oviduct involves the synthesis and the export of proteins able to bind specific molecules. Inside the egg, the embryo develops specific
mechanisms to mobilize previously stored vitamins and minerals by means of transport proteins. Nutrient absorption, metabolism, and deposition vary with hens’ genetics (Lillie et al., 1951). Marginal deficiencies can significantly affect some chickens in a flock but not others, leading to higher embryonic mortality rate at the end of incubation (Wilson, 1997). High mortality
during the second week of incubation of chicken embryos suggests nutrient deficiencies in hens’ diets, as normal mortality rates are very low during this period (Leeson et al., 1979). Excesses, as well as deficiencies, can affect embryo development, and may interrupt egg production by the hen. As nutrient deficiency or excess advances and becomes severe, effects on embryo development aggravate, and become evident earlier
(Wilson, 1997).

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

ransference nutrisi dari ayam ke telur berikut dua jalur: via ovarium ke kuning telur atau melalui saluran telur ke albumen, kulit telur, dan membran. Kimia, pemindahan nutrisi dari ayam ke ovarium dan saluran telur melibatkan sintesis dan ekspor protein mampu mengikat molekul tertentu. Dalam telur, embrio berkembang spesifik
mekanisme untuk memobilisasi vitamin disimpan sebelumnya dan mineral dengan cara protein transportasi. Nutrisi penyerapan, metabolisme, dan deposisi bervariasi dengan genetika ayam '(Lillie et al., 1951). Kekurangan marjinal dapat mempengaruhi secara signifikan beberapa ayam di kawanan tetapi tidak yang lain, yang mengarah ke tingkat kematian embrio yang lebih tinggi pada akhir inkubasi (Wilson, 1997). Kematian yang tinggi
pada minggu kedua inkubasi embrio ayam menunjukkan kekurangan gizi dalam makanan ayam ', seperti tingkat kematian yang normal sangat rendah selama periode ini (Leeson et al., 1979). Ekses, serta kekurangan, dapat mempengaruhi perkembangan embrio, dan dapat mengganggu produksi telur oleh ayam. Seperti kekurangan gizi atau kelebihan uang muka dan menjadi parah, efek pada perkembangan embrio memperburuk, dan menjadi jelas sebelumnya
(Wilson, 1997).