The International Union for Conserv

The International Union for Conservation of Nature lists this species as being of "least concern", on the basis that it has a wide range and is common in most of that range. Although susceptible to bleaching and to other damage caused to corals by a rise in sea temperature and ocean acidification, it is thought to be more resilient than many other species because of its large population size and wide genetic variability. It is collected for the aquarium trade, Indonesia being the main exporter. It is included in CITES Appendix II as are all stony corals

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Persatuan internasional untuk pelestarian alam daftar spesies ini sebagai "setidaknya menjadi perhatian", atas dasar bahwa ia memiliki berbagai dan umum di sebagian besar yang berkisar. Meskipun rentan untuk pemutihan dan kerusakan lainnya karang disebabkan oleh kenaikan pengasaman laut suhu dan laut, itu dianggap lebih tahan daripada banyak spesies lainnya karena ukuran populasi yang besar dan lebar genetik variabilitas. Hal ini dikumpulkan untuk perdagangan akuarium, Indonesia sebagai eksportir utama. Hal ini termasuk dalam CITES Appendix II karena semua stony karang

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Uni Internasional untuk Konservasi Alam daftar spesies ini sebagai dari "sedikitnya perhatian", atas dasar bahwa ia memiliki berbagai macam dan umum di sebagian besar kisaran tersebut. Meskipun rentan terhadap pemutihan dan kerusakan lain yang disebabkan karang oleh kenaikan suhu laut dan pengasaman laut, itu dianggap lebih tahan dari banyak spesies lain karena ukuran populasi yang besar dan keragaman genetik yang luas. Hal ini dikumpulkan untuk perdagangan akuarium, Indonesia menjadi eksportir utama. Hal ini termasuk dalam CITES Appendix II seperti semua karang batu