During the initial outbreaks in Mal

During the initial outbreaks in Malaysia and Singapore, most
human infections resulted from direct contact with sick pigs or their
contaminated tissues. Transmission is thought to have occurred via
respiratory droplets, contact with throat or nasal secretions from the
pigs, or contact with the tissue of sick animals [42]. In swine, vertical
transmission across the placenta, by iatrogenic means and in semen has
been suggested but not confirmed [15].
While the outbreak in Malaysia had progressed from the natural
host (fruit bats), to amplification host (livestock) and finally to
humans, in Bangladesh no amplification host was needed. People were
somehow being directly infected by fruit bats. In the Bangladesh and
India outbreaks, consumption of fruits or fruit products (e.g. raw date
palm sap) contaminated with urine or saliva from infected fruit bats
was the most likely source of infection [17]. Other people seem to have
been infected while working in the trees [43].

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Selama wabah awal di Malaysia dan Singapura, sebagian infeksi manusia yang dihasilkan dari kontak langsung dengan babi sakit atau mereka terkontaminasi jaringan. Transmisi diperkirakan telah terjadi melalui pernapasan tetesan, kontak dengan tenggorokan atau ingus dari babi, atau kontak dengan jaringan hewan yang sakit [42]. Babi, vertikal transmisi di seluruh plasenta, sarana iatrogenik dan semen telah diusulkan namun tidak dikonfirmasi [15].Sementara wabah di Malaysia telah berkembang dari alam host (kelelawar buah), untuk menjadi tuan rumah amplifikasi (ternak) dan akhirnya untuk manusia, di Bangladesh host amplifikasi tidak diperlukan. Orang-orang entah bagaimana langsung terinfeksi oleh kelelawar buah. Di Bangladesh dan India wabah, konsumsi buah atau buah Produk (misalnya tanggal mentah Palm sap) terkontaminasi dengan air kencing atau air liur dari terinfeksi kelelawar buah adalah sumber paling mungkin infeksi [17]. Orang lain tampaknya memiliki telah terinfeksi saat bekerja di pohon [43].

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Selama wabah awal di Malaysia dan Singapura, sebagian besar
infeksi manusia akibat kontak langsung dengan babi yang sakit atau mereka
jaringan yang terkontaminasi. Transmisi diperkirakan telah terjadi melalui
droplet pernapasan, kontak dengan tenggorokan atau sekret hidung dari
babi, atau kontak dengan jaringan dari hewan yang sakit [42]. Dalam babi, vertikal
transmisi melalui plasenta, dengan cara iatrogenik dan dalam air mani telah
disarankan tetapi tidak dikonfirmasi [15].
Sementara wabah di Malaysia telah berkembang dari alam
host (kelelawar buah), untuk amplifikasi host (ternak) dan akhirnya ke
manusia, di Bangladesh tidak ada amplifikasi tuan diperlukan. Orang-orang
entah bagaimana sedang langsung terinfeksi oleh kelelawar buah. Di Bangladesh dan
India wabah, konsumsi buah atau produk buah (misalnya tanggal baku
nira kelapa) yang terkontaminasi dengan air kencing atau air liur dari kelelawar buah yang terinfeksi
adalah sumber yang paling mungkin dari infeksi [17]. Orang lain tampaknya telah
terinfeksi saat bekerja di pohon-pohon [43].