Hasil (
Bahasa Indonesia) 1:
[Salinan]Disalin!
Pada bagian B, salah satu dimensi kerentanan yang diidentifikasi adalah situasi dinamis-sistemik yang harustercermin dalam interaksi antara faktor, adaptasi dan indikator. Oleh karena itu, interaksi tidak bisa menjadi seperti dalamGambar 2, tetapi harus mencerminkan situasi dinamis dan sistemik seperti diilustrasikan pada gambar 5 di bawah ini. Dalam menanggapi iniKarakteristik masyarakat, analisis sistem dinamis yang dapat dimanfaatkan untuk model atau menyederhanakan dinamika masyarakatdan mewakili sistemik hubungan antara faktor, adaptasi dan indikator (Sterman 2001). Selain itu, dalammemprediksi tingkat kerentanan, analisis juga dapat menjalankan model tertentu (berdasarkan beberapa skenario adaptasi) untukmemproduksi berbagai tingkat kerentanan masa depan.Karena ada kemudian beberapa tingkat diperkirakan untuk kerentanan masa depan, perbandingan antara mereka menanggapi kelimaGap, kebutuhan untuk penilaian untuk mengevaluasi efektivitas adaptasi. Pendekatan kuantitatif dalam dinamisanalisis sistem dapat memberikan sistem peringkat berdasarkan perbandingan ini. Peringkat akan menyortir tingkat masa depan daritertinggi ke terendah. Oleh karena itu, adaptasi paling efektif dapat dibedakan dari masa depan terendahTingkat kerentanan setelah menerapkan skenario tertentu melalui proses pemodelan. Proses seleksi ini dapat memberikanalasan pembuatan kebijakan.Jumlah korban, kerusakan kerugian dan jangka waktu untuk pemulihan yang dapat dimanfaatkan untuk merespons terakhirgap (keenam) di seluruh kebutuhan untuk indikator terukur kerentanan. Jumlah korban dan kerusakan kerugian indikatordapat dilihat sebagai berbagai aplikasi penilaian dampak posting peristiwa bahaya. Mereka dua jenis penilaian juga dapatmewakili tingkat kerentanan yang didasarkan pada asumsi dari bahaya sebagai variabel tertentu (konstan). Selain itu,jangka waktu diambil dari konsep ketahanan (kemampuan masyarakat untuk "memantul kembali" (restore) setelahacara seperti Mileti & mengintip 2002; Paton et al. 2003 yang dikutip dalam Ronan & Johnston 2005). Mereka tiga jenis daripengukuran dapat juga diatur sebagai langkah besar untuk mempersiapkan masyarakat menghadapi kejadian negatif, seperti yang disarankan oleh RonanKerentananFaktor-faktor(Independenvariabel)KerentananTingkat(Bergantungvariabel)KerentananFaktor-faktor(Intermediateindependenvariabel)KerentananTingkat(Bergantungvariabel)KerentananFaktor-faktor(Independenvariabel)164 Adjie Pamungkas et al. / Procedia - ilmu sosial dan perilaku 135 (2014) 159 – 166dan Johnston (2005). Persiapan itu sendiri dapat dibuat dengan mengambil adaptasi untuk mengurangi kemungkinan kematian,merusak kerugian dan jangka panjang pemulihan.Singkatnya, beberapa poin untuk kerangka penelitian diusulkan kerentanan ditetapkan dalam tabel 3 di bawah ini. Inipoin dapat memberikan dasar rasional untuk mengusulkan kerentanan pemodelan menggunakan analisis dinamis sistem.3.4. kesimpulanIni kertas identifiesgaps di kerentanan sastra andpresents pendekatan untuk menanggapi celah-celah,khusus dari sudut pandang meningkatkan proses sistematis penilaian. Sejak konsep kerentananmenarik dari berbagai disiplin ilmu dan ada definisi yang beragam, dimensi kerentanan yang menjelaskanpertama, kemudian dimanfaatkan sebagai salah satu kriteria untuk menganalisis kesenjangan dalam literatur. Berbagai literatur dalam danluar kerentanan ini kemudian ditinjau, terutama yang terlibat dengan konsep ketahanan, adaptasi dankomunitas dalam konteks kerentanan terhadap bencana. Kesenjangan yang besar yang diidentifikasi dalam literatur memberikan dasar untukmembingkai agenda riset masa depan.Berdasarkan celah-celah, areasare utama tiga berikut diusulkan untuk penelitian dalam kerentanan pemodelan:.. Pemodelan harus mempertimbangkan semua lapisan masyarakat (individu, kelompok orang dan jaringan sosial)dan shouldfocus pada komunitas studi kasus dimana dimensi kerentanan dapat dicirikan diskala masyarakat. Ini adalah dimensi kerentanan reflectionof... Specificdimension konteks kerentanan pemodelan diuraikan dalam titik pertama sangat pentinguntuk memilih faktor relevan dan mengidentifikasi interaksi antara mereka. Proses seleksi harus mencerminkanlapisan masyarakat dan menjadi konteks tertentu dalam hal jenis bahaya, sementara interaksi harus mencerminkanAdjie Pamungkas et al. / Procedia - ilmu sosial dan perilaku 135 (2014) 159-166 165sifat yang dinamis dan sistemik masyarakat. Hasil akhir dari pemodelan harus melampauipenilaian yang ada kerentanan levelsto mengembangkan kapasitas input. Kapasitas requiresa ini untukmengevaluasi skenario adaptasi untuk menyediakan alat prediktif untuk mengurangi tingkat kerentanan masa depan... Dalam menanggapi kepada sekelompok kesenjangan kerentanan penelitian, sistem dinamis untuk pengembangan lebih lanjutanalisis dapat mengakomodasi persoalan yang timbul dalam kelompok ini sebagai pertama dan kedua poin di atas. Aproses evaluasi kuantitatif dengan menggunakan analisis dinamis sistem dapat mensimulasikan beberapa skenario adaptasimelalui proses pemodelan. Dengan membandingkan output dari kerentanan pemodelan (kerentanan masa depantingkat) untuk skenario berbeda adaptasi skenario adaptasi yang paling efektif untuk mengurangi masa depankerentanan dapat ditentukan.Ucapan terima kasih: Artikel ini adalah bagian dari bahan-bahan PhD oleh Adjie Pamungkas menemukan kerangkaPenilaian kerentanan dan peragaan busana secara lengkap untuk manajemen risiko bencana, dilakukan di RMIT University, Australia.Penulis menyatakan terima kasih kepada Dr David Mitchell, Prof John Handmer dan Dr. Joshua Whittaker dari pusatuntuk risiko dan keamanan dan keselamatan masyarakat-RMIT University. Beberapa bahan juga disajikan dalam 4 tahunanInternasional Workshop dan Expo on Sumatera Tsunami Disaster and Recovery, 2009 pada 23-25 November 2009.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
