Authors often assume that companies

Authors often assume that companies must use a top-down approach for developing flexibility in the production system (e.g. [4, p. 46; 9, pp. 38-9; 10, p. 25]). The possibility of using a bottom-up approach to utilize the flexibility potential inherent in the production system is, thus, omitted.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Penulis sering berasumsi bahwa perusahaan harus menggunakan pendekatan top-down untuk mengembangkan fleksibilitas dalam sistem produksi (misalnya [4, p. 46; 9, ms. 38-9; 10, halaman 25]). Kemungkinan menggunakan pendekatan bottom-up untuk memanfaatkan potensi fleksibilitas yang melekat dalam sistem produksi, dengan demikian, dihilangkan.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Penulis sering menganggap bahwa perusahaan harus menggunakan pendekatan top-down untuk mengembangkan fleksibilitas dalam sistem produksi (misalnya [4, p 46;. 9, pp 38-9;. 10, p 25.]). Kemungkinan menggunakan pendekatan bottom-up untuk memanfaatkan fleksibilitas potensi yang melekat dalam sistem produksi, dengan demikian, dihilangkan.