Compliance with work rulesand polic

Compliance with work rules
and policies
In most organizations, control mechanisms such as work
rules, policies, and procedures exist to guide employees in
the performance of their jobs. Failure to comply with these
rules and policies can be detrimental to organizational
success (e.g., litigation, inefficiencies, substandard quality of
products or services, etc.), and managers must deal with
problem behaviors in the workplace to minimize negative
organizational consequences (Orey, 2007; Vardi & Weitz,
2004). Managing such misbehavior often involves taking
disciplinary action against employees such as suspension,
demotion, and, ultimately, termination. Since models of
organizational misbehavior include individual values as
antecedents of such behavior (Vardi & Weitz, 2004), it is
important to investigate possible generational differences in
incidences of rules violations and terminations.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Sesuai dengan peraturan kerjadan kebijakanDalam kebanyakan organisasi, mekanisme seperti bekerjaperaturan, kebijakan dan prosedur yang ada untuk panduan karyawan dipelaksanaan pekerjaan mereka. Kegagalan untuk mematuhi pedoman iniaturan dan kebijakan dapat merusak organisasisukses (misalnya, litigasi, inefisiensi, bawah standar kualitasproduk atau layanan, dll), dan Manajer harus berurusan denganmasalah perilaku di tempat kerja untuk meminimalkan negatiforganisasi konsekuensi (Orey, 2007; Vardi & Weitz,2004). mengelola kenakalan tersebut sering melibatkan mengambiltindakan disipliner terhadap karyawan seperti suspensi,penurunan pangkat, dan, akhirnya, penghentian. Sejak modelorganisasi kenakalan termasuk nilai-nilai individu sebagaisebelumnya dari perilaku seperti itu (Vardi & Weitz, 2004), itu adalahpenting untuk menyelidiki kemungkinan perbedaan generasiinsiden pelanggaran aturan dan pengakhiran.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Kepatuhan terhadap peraturan kerja
dan kebijakan
Di kebanyakan organisasi, mekanisme kontrol seperti pekerjaan
aturan, kebijakan, dan prosedur yang ada untuk membimbing karyawan dalam
kinerja pekerjaan mereka. Kegagalan untuk mematuhi
aturan dan kebijakan dapat merugikan organisasi
sukses (misalnya, litigasi, inefisiensi, standar kualitas dari
produk atau jasa, dll), dan manajer harus berurusan dengan
masalah perilaku di tempat kerja untuk meminimalkan negatif
konsekuensi organisasi (Orey, 2007; Vardi & Weitz,
2004). Mengelola perilaku seperti itu sering melibatkan mengambil
tindakan disipliner terhadap karyawan seperti suspensi,
penurunan pangkat, dan, pada akhirnya, pemutusan. Sejak model
perilaku organisasi mencakup nilai-nilai individu sebagai
anteseden dari perilaku tersebut (Vardi & Weitz, 2004), adalah
penting untuk menyelidiki perbedaan generasi mungkin dalam
insiden aturan pelanggaran dan pengakhiran.