The expectations adjustment hypothe

The expectations adjustment hypothesis posits that managers issue EPS forecasts to align the market’s expectations of earnings with managers’ expectations (Ajinkya and Gift 1984). We therefore focus on how managers’ forecasts affect analysts’ forecasts of the same EPS number. The revision in analysts’ forecasts directly measures the change in expectations about current period earnings attributable to the management forecast, so our tests are not confounded by the effect of the management forecast on expectations about earnings beyond the current period or differences in earnings capitalization rates, both of which complicate analysis of price reactions to forecasts (Yeung 2009).

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Harapan penyesuaian hipotesis berpendapat bahwa manajer mengeluarkan prakiraan EPS untuk menyelaraskan ekspektasi pasar pendapatan dengan harapan manajer (Ajinkya dan hadiah 1984). Oleh karena itu kita fokus pada bagaimana Prakiraan manajer mempengaruhi Analyst Prakiraan EPS nomor yang sama. Revisi pada perkiraan analis langsung mengukur perubahan harapan tentang pendapatan periode saat yang berkaitan dengan pengelolaan ramalan, jadi kami tes tidak bingung dengan efek dari manajemen Prakiraan pada harapan tentang penghasilan di luar periode saat ini atau perbedaan dalam tingkat kapitalisasi penghasilan, yang menyulitkan analisis harga reaksi terhadap prakiraan (Yeung 2009).

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Harapan penyesuaian hipotesis berpendapat bahwa perkiraan masalah manajer EPS untuk menyelaraskan harapan pasar pendapatan dengan harapan manajer (Ajinkya dan Hadiah 1984). Oleh karena itu kami fokus pada bagaimana manajer perkiraan mempengaruhi analis perkiraan jumlah EPS yang sama. Revisi dalam perkiraan analis langsung mengukur perubahan harapan tentang pendapatan periode berjalan yang dapat diatribusikan perkiraan manajemen, sehingga pengujian kami tidak dikacaukan oleh efek dari perkiraan manajemen pada harapan tentang pendapatan di luar periode berjalan atau perbedaan dalam tingkat kapitalisasi pendapatan, keduanya menyulitkan analisis reaksi harga perkiraan (Yeung 2009).