Further complexities arise in the n

Further complexities arise in the normative
analysis because the framing of
an action sometimes affects the actual
experience of its outcomes. For example,
framing outcomes in terms of
overall wealth or welfare rather than in
tenns of specific gains and losses may attenuate
one's emotional response to an
occasional loss. Similarly, the experience
of a change for the worse may vary
if the change is framed as an uncompensated
loss or as a cost incurred to
achieve some benefit. The framing of
acts and outcomes can also reflect the
acceptance or rejection of responsibility
for particular consequences, and the deliberate
manipulation of framing is commonly
used as an instrument of selfcontrol
(22). When framing influences
the experience of consequences, the
adoption of a decision frame is an ethically
significant act.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Kompleksitas lebih lanjut muncul dalam normatifAnalisis karena pembingkaiantindakan kadang-kadang mempengaruhi aktualpengalaman hasil. Sebagai contoh,membingkai hasil dari segikeseluruhan kekayaan atau kesejahteraan daripada ditenns spesifik dan pengurangan mungkin menipiskanrespon emosional untukkadang-kadang kehilangan. Demikian pula, pengalamanperubahan buruk dapat bervariasiJika perubahan dibingkai sebagai uncompensatedkerugian atau biaya yang dikeluarkan untukmencapai beberapa keuntungan. Pembingkaiantindakan dan hasil dapat juga mencerminkanpenerimaan atau penolakan tanggung jawabkonsekuensi tertentu, dan disengajamanipulasi membingkai adalah umumdigunakan sebagai instrumen selfcontrol(22). ketika membingkai pengaruhpengalaman konsekuensi,adopsi dari kerangka keputusan etisundang-undang yang signifikan.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Kompleksitas lanjut muncul di normatif
analisis karena framing dari
tindakan kadang-kadang mempengaruhi sebenarnya
pengalaman hasil nya. Misalnya,
framing hasil dalam hal
kekayaan keseluruhan atau kesejahteraan daripada di
Tenns dari keuntungan dan kerugian tertentu mungkin menipiskan
respon emosional seseorang ke
hilangnya sesekali. Demikian pula, pengalaman
dari perubahan yang lebih buruk mungkin berbeda
jika perubahan dibingkai sebagai terkompensasi
kerugian atau sebagai biaya yang dikeluarkan untuk
mencapai beberapa manfaat. Framing dari
tindakan dan hasil juga dapat mencerminkan
penerimaan atau penolakan tanggung jawab
untuk konsekuensi tertentu, dan sengaja
manipulasi framing umumnya
digunakan sebagai instrumen pengendalian diri
(22). Ketika membingkai pengaruh
pengalaman konsekuensi, yang
adopsi kerangka keputusan adalah etika
tindakan signifikan.