As a means of motivation, punishmen

As a means of motivation, punishment fails. It may be a corrective device, but certainly not a tool for learning. Loyalty won, not commanded. We can only put on the pupil’s live that which they put within themselves. The purpose of the Christian teacher is to develop love, not fear.
There are definite dangers in prizes and rewards. Bribery is no better than force. Essentially, it leads to selfishness. Only one person can win a prize, therefore, jealousy may arise. Prizes take pupil’s eyes, at least temporarily and partially, off their work. Sometimes dishonest methods are used to win prizes. Where rewards are used, the teacher should be careful to point out that the glory should go to God who made it possible for thr pupil to gain his reward. The real basis for receiving a reward, therefore is the opportunity which it provides for the receiving a reward, therefore is the opportunity which it provides for the recipient to honor God who made it possible.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Sebagai alat motivasi, hukuman gagal. Ini mungkin sebuah perangkat korektif, tapi pasti bukan alat untuk belajar. Memenangkan kesetiaan, tidak diperintahkan. Kita hanya bisa pada murid yang hidup yang mereka letakkan dalam diri mereka sendiri. Guru Kristen bertujuan untuk mengembangkan cinta, tidak takut. Ada bahaya yang pasti dalam hadiah dan penghargaan. Suap tidak lebih baik daripada Angkatan. Pada dasarnya, ini menyebabkan keegoisan. Hanya satu orang dapat memenangkan hadiah, oleh karena itu, kecemburuan mungkin timbul. Hadiah mengambil murid di mata, setidaknya untuk sementara dan sebagian, dari pekerjaan mereka. Kadang-kadang tidak jujur metode yang digunakan untuk memenangkan hadiah. Mana imbalan yang digunakan, guru harus hati-hati untuk menunjukkan bahawa kemuliaan harus pergi kepada Tuhan yang dimungkinkan bagi thr murid untuk mendapatkan upahnya. Dasar nyata untuk menerima hadiah, karena itu adalah kesempatan yang menyediakan untuk menerima hadiah, karena itu adalah kesempatan yang menyediakan bagi penerima untuk menghormati Allah yang menjadikannya mungkin.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Sebagai sarana motivasi, hukuman gagal. Ini mungkin merupakan sebuah perangkat korektif, tapi jelas bukan alat untuk belajar. Loyalitas memenangkan, tidak diperintahkan. Kami hanya dapat menempatkan pada murid langsung apa yang mereka menempatkan dalam diri mereka. Tujuan dari guru Kristen adalah untuk mengembangkan cinta, tidak takut.
Ada bahaya yang pasti dalam hadiah dan penghargaan. Penyuapan tidak lebih baik dari kekuatan. Pada dasarnya, itu mengarah pada egoisme. Hanya satu orang yang dapat memenangkan hadiah, oleh karena itu, kecemburuan mungkin timbul. Hadiah mengambil mata murid, setidaknya untuk sementara dan parsial, dari pekerjaan mereka. Kadang-kadang metode tidak jujur ​​yang digunakan untuk memenangkan hadiah. Dimana imbalan yang digunakan, guru harus berhati-hati untuk menunjukkan bahwa kemuliaan harus pergi ke Allah yang memungkinkan bagi murid thr untuk mendapatkan upahnya. Dasar yang nyata untuk menerima hadiah, karena itu adalah kesempatan yang menyediakan untuk menerima hadiah, karena itu adalah kesempatan yang menyediakan bagi penerima untuk menghormati Allah yang memungkinkan.