“The enemy is probably a Count clas

“The enemy is probably a Count class.”

“How does Master know?”

Tiera asked Schnee who conjectured the enemy’s rank.

Even if Tiera knew the existence of demons as knowledge, she couldn’t predict like Schnee did.

“It’s a simple method of elimination. In case of Marquis class and above, it’s plenty enough to destroy the country in a surprise attack, without even the need to transpose the second princess. When it comes to Baron class and below, there is no intelligence to think about that far ahead in time. Its level is high to some extent, but it’s reasonable to think it’s a Count class.”

“I see. By the way, what is the level estimation?”

“Right, I guess it’s about low 300s , to high 400s.”

‘If the Princess dies at the Sacred Place, then it’s beneficial for them. Even if she doesn’t, they achieve their purpose by taking advantage of the confusion.’ Tiera thought, while receiving such an explanation from Schnee.

“The level of that class is somewhere in the middle…I mean, um, Master? I’m still no good to fight against it, even if it’s half of the lowest level.”

Unlike chosen ones with high fighting power, it was impossible for her. Except to get killed by fighting an opponent whose level difference was more than 200. Even if Kagerou was with her, it didn’t mean her fighting power increased.

“No problem, because we’ll only observe this time.”

“Observe…”

‘Should I be pleased that there’s no need to fight? Or should I be amazed with Master who says such a thing?’

‘Something was strange either way’, Tiera thought, as her eyebrows furrowed.

Aloof from Tiera’s worries, Schnee continued walking towards the castle.

Because Tiera heard that the Princess was forced to transpose, she thought that the castle would be in confusion. However, the guards didn’t have the appearance of a panicked state.

“Master, we don’t have permits, will we be all right?”

“No problem, because we won’t use the gate to begin with.”

“Eh?”

A question mark floated from Tiera at Schnee’s words.

Schnee then advanced towards the direction where it was different from the gate.

Though Tiera didn’t understand Schnee’s intention either, she followed her for the time being. Schnee, who walked along the wall for a while, the moment there were no people in the area, she activated a magic skill.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

"Musuh mungkin kelas Count." "Bagaimana Guru tahu?" Tiera bertanya Schnee yang menduga peringkat musuh. Bahkan jika Tiera tahu keberadaan setan sebagai pengetahuan, dia tidak bisa memprediksi seperti Schnee lakukan. "Ini sederhana metode eliminasi. Dalam kasus kelas Marquis dan di atas, itu cukup banyak untuk menghancurkan negara dalam serangan mendadak, tanpa perlu untuk merefleksikan putri kedua. Ketika datang ke kelas Baron dan di bawah, tidak ada kecerdasan untuk berpikir tentang sejauh itu dalam waktu. Tingkat tinggi sampai batas tertentu, tapi itu wajar untuk berpikir itu kelas Count. " " Saya melihat. By the way, apa estimasi tingkat? " " Benar, saya kira itu 300 tentang rendah, untuk 400-an tinggi. " " Jika Putri meninggal di Sacred Place, maka itu bermanfaat bagi mereka. Bahkan jika dia tidak, mereka mencapai tujuan mereka dengan mengambil keuntungan dari kebingungan. ' Berpikir Tiera, saat menerima penjelasan seperti itu dari Schnee. "Tingkat kelas yang ada di suatu tempat di tengah-tengah ... Maksudku, um, Guru? Aku masih tidak baik untuk melawan itu, bahkan jika itu setengah dari tingkat terendah. " Tidak seperti orang-orang pilihan dengan kekuatan melawan tinggi, itu tidak mungkin baginya. Kecuali terbunuh dengan memerangi lawan yang tingkat perbedaan itu lebih dari 200. Bahkan jika Kagerou bersamanya, itu tidak berarti kekuatan melawan nya meningkat. "Tidak masalah, karena kita hanya akan mengamati saat ini." "Perhatikan ... " 'Apakah saya harus senang bahwa tidak ada kebutuhan untuk melawan? Atau harus saya kagum dengan Guru yang mengatakan hal seperti itu? ' ' Ada sesuatu yang aneh dengan cara baik ', pikir Tiera, seperti alis berkerut. Jauh dari kekhawatiran Tiera ini, Schnee terus berjalan menuju istana. Karena Tiera mendengar bahwa Putri terpaksa untuk merefleksikan, dia berpikir bahwa benteng akan kebingungan. Namun, para penjaga tidak memiliki penampilan keadaan panik. "Guru, kami tidak memiliki izin, akan kami baik-baik saja?" "Tidak masalah, karena kita tidak akan menggunakan gerbang untuk memulai." " eh? " tanda tanya melayang dari Tiera kata-kata Schnee ini. Schnee kemudian maju ke arah mana itu berbeda dari gerbang. Meskipun Tiera tidak mengerti maksud Schnee ini baik, dia mengikutinya untuk saat ini. Schnee, yang berjalan di sepanjang dinding untuk sementara waktu, saat tidak ada orang di daerah, dia diaktifkan keterampilan sihir.