I couldn’t believe what Zayden had

I couldn’t believe what Zayden had been saying and wished I could stop the damn tears from pouring all over my face. The last thing I needed was to show weakness in this situation, yet I felt completely lost in terms of words to produce from my mouth. Scammed. He had said he felt scammed. That I had somehow, unintentionally scammed him!

My gut felt like it was falling low on a downward spiral of a dangerous roller coaster when I had heard him use that word. How could he? In the time we had gotten to know each other, he had most certainly gotten some idea of the kind of person that I was? If not, then this whole relationship itself was a scam. After how much I had insisted that he add the clause about me paying him back to the contract, how dare he question my character.

He had overheard the whole conversation between me and mom, which meant that he knew very damn well that I was completely clueless about this and intended on telling him everything. He found out as soon as I found out.

It was not good enough though! None of it was apparently good enough for him. He had decided what I was doing was my fault even when I wasn’t and demanded payment – literal and figurative – even though he knew the insinuations would hurt me. It wasn’t that I minded the idea of paying his bank the money my dad owed it. After all, if things all went as planned, I was going to be successful in a couple of years and it would only make me feel good to know that I cleared up the mess my dad left behind. This was regardless of whether I had ever found out South National Bank’s involvement. No, the money was not what hurt me so much. It was the fact that he sat there, looking me straight in the eye and asked me to pay him that money as though I had personally stolen it from him.

The fact that he could make me feel so low made me furious!

To think I was coming to believe our relationship had been making progress. Maybe it had. To Zayden’s credit he had gone out of his way to make me feel like our relationship was, at last, real, even going so far as to asking to meet my mom. Obviously, when he had asked for that he wasn’t expecting all these revelations and neither was I. It wasn’t some trick or an effort to make me feel as shitty as I was feeling right now. He was genuinely interested in my life and getting to know my mom.

I tried imagining myself in his place when he overheard the conversation, from the point of view of a guy who had just gone against all his reservations and jumped into a serious relationship with me. After all that he had been doing for me these past few months, a part of me understood why hearing about my dad must have completely ticked him off. His running off last night was completely justified. I would have run out of there myself if I could have, given what I had heard.

I couldn’t run every time things didn’t go the way I wanted to. Perhaps it would take more time to earn Zayden’s complete respect and if I wanted to keep this relationship, I was going to have to be okay with that. As angry as I was, I was not willing to give up what we had built over the past few months. It would be much easier and respectful to just agree to pay him the money that my dad owed.

“Option two,” I spoke after what felt like an eternity, wiping off my tears. “One business-oriented person to another, I will pay you every single penny back. Happy?”

“Far from,” he snapped, somehow looking even angrier for getting what he had wanted. He had expected me to put up a fight, or argue in some way, or most likely of all, walk away. I had thrown him off with my response, undoubtedly, and it felt oddly like the ball was in my court all of the sudden.

“But well, good,” he said, standing up from his chair. “That’s settled then. Is that all you wanted?”

“Are you kicking me out?” I looked at him quizzically, now beginning to feel amused.

“I don’t know, last time I checked, it was still my office.”

“So you are kicking me out?” I pressed, trying not to laugh out loud.

“I have a bank to run, Aria, so if there isn’t anything else you need from me today—”

“My paper,” I cut him off. “Remember the paper I was telling you about? That you so nicely volunteered to help work me on? Well, the deadline for that is coming up, so I was wondering if you were up to helping me out?”

“I seem to be making a career out of helping you out.” He snarled at me trying to look menacing, but simply appeared comical to me.

“I mean you don’t have to help me. I was just reminding you because you volunteered.”

He sat back down and played with his stress ball for a bit before speaking. “We will do it tonight,” he eventually said. “Now for the rest of the day, please just let me be okay?”

“Gladly.” I smiled and walked out of his office.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Aku tidak percaya apa yang Zayden telah mengatakan dan berharap aku bisa menghentikan air mata sialan dari menuangkan seluruh wajah saya. Hal terakhir yang saya butuhkan adalah untuk menunjukkan kelemahan dalam situasi ini, namun saya merasa benar-benar hilang dalam hal kata-kata untuk menghasilkan dari mulut saya. Scammed. Dia mengatakan dia merasa scammed. Bahwa aku entah bagaimana, tidak sengaja scammed dia! Usus saya merasa seperti itu jatuh rendah pada spiral dari roller coaster berbahaya ketika saya mendengar dia menggunakan kata itu. Bagaimana dia bisa? Di saat kita sudah mengenal satu sama lain, ia pasti mendapat beberapa ide dari jenis orang bahwa saya? Jika tidak, maka seluruh hubungan ini sendiri adalah sebuah penipuan. Setelah betapa aku bersikeras bahwa dia menambahkan klausul tentang saya membayarnya kembali ke kontrak, beraninya dia mempertanyakan karakter saya. Dia telah mendengar seluruh percakapan antara saya dan ibu, yang berarti bahwa ia tahu sangat betul bahwa saya benar-benar mengerti tentang ini dan berniat menceritakan semuanya. Dia tahu begitu aku tahu. Itu tidak cukup baik meskipun! Tak satu pun dari itu tampaknya cukup baik baginya. Dia telah memutuskan apa yang saya lakukan adalah kesalahan saya bahkan ketika saya tidak dan menuntut pembayaran - harfiah dan kiasan - meskipun dia tahu sindiran akan menyakiti saya. Itu tidak berarti saya berpikiran ide membayar banknya uang ayah saya berutang. Setelah semua, jika hal-hal semua berjalan sesuai rencana, saya akan menjadi sukses dalam beberapa tahun dan itu hanya akan membuat saya merasa baik untuk tahu bahwa saya dibersihkan kekacauan ayah saya tertinggal. Ini adalah terlepas dari apakah saya pernah menemukan keterlibatan Selatan National Bank. Tidak, uang itu tidak apa salahnya saya begitu banyak. Ini adalah fakta bahwa ia duduk di sana, melihat saya langsung di mata dan meminta saya untuk membayar uang yang seolah-olah saya secara pribadi dicuri dari dia. Fakta bahwa dia bisa membuat saya merasa begitu rendah membuat saya marah! Untuk rasa saya datang untuk percaya hubungan kami telah membuat kemajuan. Mungkin itu. Untuk kredit Zayden ini ia pergi keluar dari cara untuk membuat saya merasa seperti hubungan kami, akhirnya, nyata, bahkan akan sejauh untuk meminta untuk bertemu ibuku. Jelas, ketika ia meminta bahwa ia tidak mengharapkan semua wahyu ini dan tidak itu aku Itu bukan tipuan atau upaya untuk membuat saya merasa seperti menyebalkan karena saya rasakan saat ini. Dia benar-benar tertarik dalam hidup saya dan untuk mengenal ibuku. Aku mencoba membayangkan diriku di tempat ketika ia mendengar percakapan, dari sudut pandang seorang pria yang baru saja pergi terhadap semua pemesanan dan melompat ke dalam suatu hubungan yang serius dengan saya. Setelah semua bahwa ia telah lakukan untuk saya beberapa bulan terakhir ini, bagian dari diriku mengerti mengapa mendengar tentang ayah saya harus benar-benar menandai dia pergi. Nya lari tadi malam benar-benar dibenarkan. Saya akan kehabisan sana sendiri jika aku bisa memiliki, mengingat apa yang saya dengar. Saya tidak bisa dijalankan setiap kali hal-hal tidak berjalan seperti yang saya ingin. Mungkin itu akan mengambil lebih banyak waktu untuk mendapatkan rasa hormat lengkap Zayden dan jika saya ingin menjaga hubungan ini, aku akan harus baik-baik saja dengan itu. Sebagai marah seperti saya, saya tidak mau menyerah apa yang telah kita bangun selama beberapa bulan terakhir. Akan jauh lebih mudah dan hormat hanya setuju untuk membayar uang yang ayahku berutang. "Opsi dua," Aku berbicara setelah apa yang terasa seperti selamanya, menyeka air mataku. "Satu orang berorientasi bisnis yang lain, saya akan membayar Anda setiap sen kembali. Senang? " " Jauh dari, "bentaknya, entah bagaimana mencari bahkan marah untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Dia mengharapkan saya untuk melakukan perlawanan, atau berdebat dalam beberapa cara, atau yang paling mungkin dari semua, berjalan kaki. Saya telah dilempar dia pergi dengan tanggapan saya, tidak diragukan lagi, dan rasanya aneh seperti bola itu di pengadilan saya semua tiba-tiba. "Tapi juga, baik," katanya, berdiri dari kursinya. "Itu diselesaikan kemudian. Adalah bahwa semua yang Anda inginkan? " " Apakah kau menendang saya keluar? "Aku menatapnya bingung, sekarang mulai merasa geli. " Saya tidak tahu, terakhir kali aku memeriksa, itu masih kantor saya. " " Jadi Anda menendang saya keluar? "aku menekan, berusaha untuk tidak tertawa terbahak-bahak. " saya memiliki sebuah bank untuk menjalankan, Aria, jadi jika tidak ada hal lain yang perlu dari saya hari ini-" " kertas saya, "aku memotongnya. "Ingat kertas saya sedang bercerita tentang? Bahwa Anda begitu baik sukarela membantu bekerja saya di? Nah, batas waktu untuk itu akan datang, jadi aku bertanya-tanya jika Anda sampai membantu saya? " " Saya tampaknya akan membuat karir dari membantu Anda keluar. "Dia geram pada saya berusaha terlihat mengancam, tetapi hanya muncul lucu bagiku. "aku berarti Anda tidak perlu membantu saya. Aku hanya mengingatkan Anda karena Anda mengajukan diri. " Dia kembali duduk dan bermain dengan bola stres nya untuk sedikit sebelum berbicara. "Kami akan melakukannya malam ini," ia akhirnya berkata. "Sekarang untuk sisa hari, silahkan saja biarkan aku baik-baik saja?" "Dengan senang hati." Aku tersenyum dan berjalan keluar dari kantornya.