Fetuses exposed to lead and arsenic

Fetuses exposed to lead and arsenic before birth may be born early or underweight and thus compromise child development. The prevalence rate of exposure to lead worldwide is 40% and children in developing countries are at higher risk and at least 30 million people in Southeast Asia are exposed to arsenic via drinking water [6]. Infectious diseases in children can affect development through direct and indirect pathway [29]. Diarrhoea is particularly prevalent during first 2 years of life due to lack of accessibility to clean water or inadequate sanitation [30]. In Bhutan, over the two years of time,
there is increased in access to improved drinking water by 1.6% with 96.1% in 2010 and 97.7% in 2012 [31]. There is also increase in use
of improved sanitation by 7.9% with 58.4% in 2010 and 66.3% in
2012 but still diarrhoea remains a problem in Bhutan [31] (Table 1).

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Janin yang terkena memimpin dan arsenik sebelum kelahiran mungkin lahir awal atau underweight dan dengan demikian membahayakan perkembangan anak. Tingkat prevalensi paparan untuk memimpin di seluruh dunia adalah 40% dan anak-anak di negara berkembang berada pada risiko tinggi dan setidaknya 30 juta orang di Asia Tenggara yang terkena arsenik melalui air minum [6]. Penyakit menular pada anak-anak dapat mempengaruhi pengembangan melalui jalur langsung dan tidak langsung [29]. Diare ini sangat lazim selama 2 tahun pertama kehidupan karena kurangnya akses untuk membersihkan air atau sanitasi yang tidak memadai [30]. Di Bhutan, selama dua tahun waktu,ada meningkat dalam akses ke air bersih sebesar 1,6% dengan 96.1% di 2010 dan 97.7% di 2012 [31]. Juga ada peningkatan dalam penggunaanperbaikan sanitasi oleh 7,9% dengan 58.4% di 2010 dan 66.3% didiare 2012 tetapi masih tetap masalah di Bhutan [31] (Tabel 1).

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Janin terkena memimpin dan arsenik sebelum kelahiran mungkin akan lahir awal atau perkembangan anak kurus dan dengan demikian kompromi. Tingkat prevalensi paparan untuk memimpin seluruh dunia adalah 40% dan anak-anak di negara berkembang berada pada risiko yang lebih tinggi dan setidaknya 30 juta orang di Asia Tenggara yang terkena arsenik melalui air minum [6]. Penyakit infeksi pada anak-anak dapat mempengaruhi perkembangan melalui jalur langsung dan tidak langsung [29]. Diare sangat umum selama 2 tahun pertama kehidupan karena kurangnya akses ke air atau sanitasi yang tidak memadai [30] membersihkan. Di Bhutan, selama dua tahun waktu,
ada peningkatan dalam akses terhadap air minum yang meningkat sebesar 1,6% dengan 96,1% pada tahun 2010 dan 97,7% pada tahun 2012 [31]. Ada juga peningkatan penggunaan
dari sanitasi sebesar 7,9% dengan 58,4% pada tahun 2010 dan 66.