It was a stormy night. My parents a

It was a stormy night. My parents and my sister were away at a friend’s house. I hoped they would return home soon. The light kept flickering. I did not like being alone.The lightening and thunder were getting worse. Suddenly, my worst fear came true. The house became pitch dark. I remembered that my sister kept candles in a cupboard in living room. I groped around for my way downstairs, stumbling down the steps. I could hardly see anything.Finally, I found the candles in a drawer. Now, I had to go to the kitchen for a matchbox. I knocked against things. But, at last, I found a matchbox and lit a candle. Suddenly, I heard sounds coming from the porch. I froze. Someone was trying to get in! I grabbed my hockey stick and waited.I heard voices. The front door slowly opened. I held the hockey stick upright. Fear made my hands shake.Then, a voice cried out, “Dullah! Dullah! Where are you?” it was my neighbor and his son. They brought candles for me.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Itu adalah malam hujan badai. Orang tua saya dan adik saya berada jauh di rumah teman. Saya berharap mereka akan pulang segera. Cahaya terus berkedip-kedip. Aku tidak suka sendirian. Kilat dan Guntur yang semakin buruk. Tiba-tiba, ketakutan terburuk saya menjadi kenyataan. Rumah itu menjadi gelap gulita. Aku ingat bahwa adik saya disimpan lilin dalam lemari di ruang tamu. Aku meraba-raba sekitar untuk cara saya di lantai bawah, tersandung menuruni tangga. Aku hampir tidak bisa melihat apa-apa. Akhirnya, saya menemukan lilin dalam laci. Sekarang, saya harus pergi ke dapur untuk kotak korek api. Aku mengetuk melawan hal-hal. Namun, pada akhirnya, saya menemukan kotak korek api dan menyalakan lilin. Tiba-tiba, aku mendengar suara yang datang dari Beranda. Aku membeku. Seseorang sedang berusaha untuk masuk! Aku menyambar saya tongkat hoki dan menunggu. Aku mendengar suara. Pintu depan perlahan-lahan membuka. Aku memegang tongkat hoki tegak. Takut membuat tangan saya gemetar. Kemudian, suara yang berseru, "Dullah! Dullah! Dimana Apakah Anda?"tetangga saya dan anaknya. Mereka membawa lilin bagi saya.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Itu adalah malam penuh badai. Orang tua saya dan kakak saya sedang pergi di rumah teman. Saya berharap mereka akan segera pulang. Lampu terus berkedip-kedip. Aku tidak suka menjadi alone.The keringanan dan guntur yang semakin parah. Tiba-tiba, rasa takut terburuk saya menjadi kenyataan. rumah menjadi gelap gulita. Saya ingat bahwa kakak saya terus lilin di lemari di ruang tamu. Aku meraba-raba mencari jalan bawah, tersandung menuruni tangga. Saya hampir tidak bisa melihat anything.Finally, saya menemukan lilin dalam laci. Sekarang, aku harus pergi ke dapur untuk kotak korek api. Aku mengetuk terhadap hal-hal. Tapi, pada akhirnya, saya menemukan kotak korek api dan menyalakan lilin. Tiba-tiba, saya mendengar suara yang datang dari teras. Aku membeku. Seseorang sedang berusaha untuk masuk! Aku meraih tongkat hoki dan waited.I mendengar suara-suara. Pintu depan perlahan membuka. Aku memegang tongkat hoki tegak. Takut membuat tangan saya shake.Then, suara berteriak, "Dullah! Dullah! Di mana kau? "Itu tetangga saya dan putranya. Mereka membawa lilin bagi saya.