Aristotle’s Rhetoricis the first kn

Aristotle’s Rhetoricis the first known systematic treatise on audience analysis and
adaptation. His work therefore begs the same question discussed in the introduction to this section on public rhetoric: Is it ethical to alter a message to make it more
acceptable for a particular audience?
The way I’ve phrased the question refl ects a Western bias for linking morality with behavior. Does an act produce benefi t or harm? Is it right or wrong to
do a certain deed? Aristotle, however, spoke of ethics in terms of character
rather than conduct, inward disposition instead of outward behavior. He took
the Greek admiration for moderation and elevated it to a theory of virtue.
When Barry Goldwater was selected as the Republican party’s nominee for
president in 1964, he boldly stated: “Extremism in the defense of liberty is no
vice . . . moderation in the pursuit of justice is not virtue.”
16
Aristotle would have
strongly disagreed. He assumed virtue stands between the two vices.
17
Aristotle
saw wisdom in the person who avoids excess on either side. Moderation is best;
virtue develops habits that seek to walk an intermediate path. This middle way
is known as the golden mean. That’s because out of the four cardinal virtues—
courage, justice, temperance, and practical wisdom—temperance is the one that
explains the three others.
As for audience adaptation, Aristotle would have counseled against the practice of telling people only what they want to hear, pandering to the crowd, or
“wimping out” by not stating what we really think. He would be equally against
a disregard of audience sensitivities, riding roughshod over listeners’ beliefs, or
adopting a take-no-prisoners, lay-waste-the-town rhetorical belligerence. The
golden mean would lie in winsome straight talk, gentle assertiveness, and appropriate adaptation.
Whether the issue is truth-telling, self-disclosure, or risk-taking when making decisions, Aristotle’s golden mean suggests other middle-way communication practices:

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Aristoteles Rhetoricis risalah sistematis dikenal pertama pada analisis audiens dan adaptasi. Karyanya karena itu menimbulkan pertanyaan yang sama dijelaskan dalam pengantar untuk bagian ini pada retorika umum: Apakah etis untuk mengubah pesan untuk membuatnya lebih dapat diterima untuk khalayak tertentu? Cara saya telah diungkapkan pertanyaan refl ects bias Barat untuk menghubungkan moralitas dengan perilaku. Apakah tindakan ini menghasilkan kuesioner atau kerugian? Apakah itu benar atau salah melakukan perbuatan tertentu? Aristoteles, namun, berbicara tentang etika dalam kerangka karakter daripada melakukan, batin disposisi bukan luar perilaku. Dia mengambil kekaguman Yunani untuk moderasi dan ditinggikan kepada teori kebajikan. Kapan Barry Goldwater dipilih sebagai calon Partai Republik untuk Presiden pada tahun 1964, ia berani menyatakan: "ekstremisme di pertahanan Liberty adalah tidak Wakil... moderasi dalam mengejar keadilan bukanlah kebajikan. " 16Aristoteles akan memiliki sangat tidak setuju. Dia menganggap kebajikan yang berdiri di antara dua keburukan. 17 Aristoteles melihat kebijaksanaan dalam orang yang menghindari kelebihan di kedua sisi. Moderasi yang terbaik; kebajikan mengembangkan kebiasaan yang berusaha untuk berjalan jalan menengah. Dengan cara ini tengah dikenal sebagai golden mean. Karena dari sifat Kardinal empat —keberanian, keadilan, kesederhanaan, dan kebijaksanaan praktis — kesederhanaan adalah salah satu yang menjelaskan tiga lain. Adapun adaptasi penonton, Aristoteles akan telah menasihati terhadap praktek memberitahu orang-orang hanya apa yang mereka ingin dengar, pandering untuk kerumunan, atau "wimping keluar" dengan tidak menyatakan apa yang kita benar-benar berpikir. Dia akan sama-sama melawan mengabaikan audiens kepekaan, naik mempunyai lebih dari pendengar keyakinan, atau mengadopsi tawanan-tidak-mengambil, lay-limbah-the-kota berperang retoris. The Golden berarti akan berbaring di comel lurus bicara, lembut ketegasan dan adaptasi yang tepat. Apakah masalah adalah kebenaran-telling, diri-pengungkapan, atau mengambil risiko ketika membuat keputusan, Aristoteles golden berarti menunjukkan praktek jalan tengah komunikasi lainnya: