Race is not simply ethnicity. Race

Race is not simply ethnicity. Race is “socially defined on the basis of physical criteria” (Van den Berghe, cited in Jones, 1997, p. 347). That is, people make racial distinctions based on assumptions about observable physical qualities, such as skin color. As we discuss further in the next section, ethnicity is “socially defined on the basis of cultural criteria” (Van den Berghe, cited in Jones, 1997, p. 358) such as language, national origin, customs, and values, having little to do with physical appearance.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Ras ini tidak hanya etnis. Ras "sosial didefinisikan berdasarkan kriteria fisik" (Van den Berghe, dikutip dalam Jones, 1997, p. 347). Itu adalah, orang membuat pembedaan rasial yang didasarkan pada asumsi tentang kualitas fisik yang diamati, seperti warna kulit. Seperti yang kita bahas lebih lanjut dalam bagian berikutnya, etnis "sosial didefinisikan berdasarkan kriteria budaya" (Van den Berghe, dikutip dalam Jones, 1997, p. 358) seperti bahasa, asal-usul kebangsaan, kebiasaan, dan nilai-nilai, memiliki sedikit hubungannya dengan penampilan fisik.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Ras bukan hanya etnis. Ras "sosial didefinisikan berdasarkan kriteria fisik" (Van den Berghe, dikutip dalam Jones, 1997, hal. 347). Artinya, orang membuat perbedaan ras berdasarkan pada asumsi tentang kualitas fisik diamati, seperti warna kulit. Seperti yang kita bahas lebih lanjut dalam bagian berikutnya, etnisitas "sosial didefinisikan berdasarkan kriteria budaya" (Van den Berghe, dikutip dalam Jones, 1997, hal. 358) seperti bahasa, asal negara, adat istiadat, dan nilai-nilai, memiliki sedikit hubungannya dengan penampilan fisik.