The issue of gender differentiation

The issue of gender differentiation in politics has not been of interest to scholars
until early 80’s (Griffiths, 1999, 349). The role of women in the areas associated with power and prestige were significant only to some historians who underlined that, on the scene of history, women were most likely playing second roles. It was the feminist movement that drew attention that scientist should look more into this matter. Therefore, feminist researchers (Jean Bethke Elshtain, Cynthia Enloe, Judith Lorber, to name a few) set about to build up a new type of paradigm, where critics pointed out the flaws of the state and politics, which undermined gender equality in the favor of men. The state, the political system, and the positions of power were masculine. The glass ceiling made it hard for women to obtain and secure their places in the same way men

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Masalah jenis kelamin diferensiasi dalam politik sudah menarik bagi sarjanasampai awal 80's (Griffiths, 1999, 349). Peran perempuan di daerah terkait dengan kekuasaan dan prestise yang signifikan hanya untuk beberapa sejarawan yang digarisbawahi bahwa, pada adegan sejarah, wanita yang paling mungkin memainkan peran yang kedua. Itu adalah gerakan feminis yang menarik perhatian ilmuwan yang harus melihat lebih ke dalam masalah ini. Oleh karena itu, para peneliti feminis (Jean Bethke Elshtain, Cynthia Enloe, Judith Lorber, untuk beberapa nama) mengatur tentang untuk membangun jenis baru paradigma, dimana para kritikus menunjukkan kekurangan dari negara dan politik, yang merongrong kesetaraan gender dalam mendukung laki-laki. Negara, sistem politik dan posisi kekuasaan yang maskulin. Langit-langit kaca membuat sulit bagi perempuan untuk mendapatkan dan mengamankan tempat mereka dalam cara yang sama pria

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Isu diferensiasi gender dalam politik belum menarik bagi para sarjana
hingga awal 80-an (Griffiths, 1999, 349). Peran perempuan di bidang yang berhubungan dengan kekuasaan dan prestise yang signifikan hanya untuk beberapa sejarawan yang menggarisbawahi bahwa, pada adegan sejarah, perempuan yang paling mungkin memainkan peran kedua. Itu gerakan feminis yang menarik perhatian bahwa ilmuwan harus melihat lebih ke dalam masalah ini. Oleh karena itu, peneliti feminis (Jean Bethke Elshtain, Cynthia Enloe, Judith Lorber, untuk beberapa nama) mengatur tentang membangun jenis baru paradigma, di mana kritikus menunjukkan kelemahan dari negara dan politik, yang merusak kesetaraan gender dalam mendukung laki-laki. Negara, sistem politik, dan posisi kekuasaan yang maskulin. Langit-langit kaca membuatnya sulit bagi perempuan untuk mendapatkan dan mengamankan tempat mereka di pria cara yang sama