“You’re the only person who doesn’t

“You’re the only person who doesn’t know why she is the way she is around you.”

“You mean you know?”

Sakura sighed exasperatedly. “Naruto, everyone knows!”

“Shh!”

A nurse that had been walking by heard the loud conversation, yet had no problem upholding the rules and telling the hospital director and the Hokage to shut their traps.

Seeing the irony of it all, Naruto snickered but just as quickly sobered when he saw the anger flickering in Sakura’s eyes. How dare a lowly nurse tell the hospital director to shut up in her own hospital! The nerve!

Naruto, for his part, knew better than to mess with the only girl whose anger rivaled the past Hokage, Tsunade.

Naruto smiled at the memory.

He looked down at the Hyuuga leader’s shiny, long mane and grinned.

There was never a dull moment in Konoha.

Thinking about it in retrospect, Naruto smirked soundlessly, so as to not disturb his now sleeping wife. He remembered that when he started to look for Hinata, this task proved to be a lot easier than what he had considered. After all, Hinata was so quiet and reserved, at first he thought she was an expert in stealth and blending in. He always mused she would make a great spy. Nevertheless, when he finally started looking, it seemed the poor girl was around every corner, if not quietly following behind him. Which was rather awkward, he thought at first.

Was she stalking him?

If so, why?

He was under the impression that she’d always be cooped up at the Hyuuga estate running her clan. What he did not know was that Hinata made it her mission to spend any given amount of free time tailing after her long-time crush, if only but to get a glimpse.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

"Kau satu-satunya orang yang tidak tahu mengapa dia adalah cara dia ada di sekitar Anda.""Anda berarti Anda tahu?"Sakura menghela napas exasperatedly. "Naruto, semua orang tahu!""Shh!"Seorang perawat yang telah berjalan dengan mendengar percakapan keras, namun tidak punya masalah menegakkan aturan dan mengatakan Direktur rumah sakit dan Hokage menutup perangkap mereka.Melihat ironi dari semua itu, Naruto mencibir tetapi hanya sebagai cepat mabuk ketika ia melihat kemarahan berkelap-kelip di Sakura mata. Bagaimana seorang perawat rendah berani mengatakan Direktur rumah sakit untuk tutup mulut di rumah sakit sendiri! Saraf!Naruto, Bagian atas, tahu lebih baik daripada untuk main-main dengan satu-satunya gadis kemarahan yang disaingi Hokage lalu, Tsunade.Naruto tersenyum memori.Ia menatap surai mengkilat, panjang pemimpin Hyuuga dan tersenyum.Tidak pernah ada waktu yang membosankan di Konoha.Berpikir tentang hal itu dalam retrospeksi, Naruto smirked soundlessly, sehingga tidak mengganggu istrinya sekarang tidur. Dia ingat bahwa ketika ia mulai untuk mencari Hinata, tugas ini terbukti menjadi jauh lebih mudah daripada apa yang dia telah mempertimbangkan. Setelah semua, Hinata begitu tenang dan pendiam, pertama ia berpikir ia adalah seorang ahli di stealth dan menyatu dalam. Ia selalu pikir dia akan membuat seorang great spy. Namun demikian, ketika ia akhirnya mulai mencari, itu tampak gadis Malang adalah di setiap sudut, jika tidak diam-diam mengikuti di belakang-nya. Yang masih agak canggung, ia berpikir pada awalnya.Ini dia membuntuti dia?Jika demikian, mengapa?Dia berada di bawah kesan bahwa ia akan selalu menjadi terkurung di estate Hyuuga menjalankan klan nya. Apa dia tidak tahu adalah bahwa Hinata membuat misinya untuk menghabiskan jumlah tertentu waktu luang Tailings setelah lama menghancurkan, jika hanya tetapi untuk mendapatkan sekilas.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

"Kau satu-satunya orang yang tidak tahu mengapa dia cara dia ada di sekitar Anda." "Maksudmu kau tahu?" Sakura mendesah putus asa. "Naruto, semua orang tahu!" "Shh!" Seorang perawat yang telah berjalan dengan mendengar percakapan keras, namun tidak punya masalah menegakkan aturan dan mengatakan direktur rumah sakit dan Hokage untuk menutup perangkap mereka. Melihat ironi itu semua, Naruto mencibir tapi dengan cepat tersadar ketika melihat kemarahan berkedip-kedip di mata Sakura. Beraninya seorang perawat rendah memberitahu direktur rumah sakit untuk tutup mulut di rumah sakit sendiri! Saraf! Naruto, untuk bagian itu, tahu lebih baik daripada main-main dengan satu-satunya gadis yang marah disaingi Hokage masa lalu, Tsunade. Naruto tersenyum memori. Dia menatap mengkilap, surai panjang pemimpin Hyuuga dan tersenyum. Tidak pernah waktu yang membosankan di Konoha. Berpikir tentang hal itu dalam retrospeksi, Naruto menyeringai tanpa suara, sehingga tidak mengganggu istrinya sekarang tidur. Dia ingat bahwa ketika ia mulai mencari Hinata, tugas ini terbukti menjadi jauh lebih mudah daripada apa yang telah dipertimbangkan. Setelah semua, Hinata begitu tenang dan pendiam, pada awalnya dia pikir dia seorang ahli dalam siluman dan blending di. Dia selalu merenung dia akan membuat mata-mata besar. Namun demikian, ketika ia akhirnya mulai mencari, tampaknya gadis malang itu di setiap sudut, jika tidak diam-diam mengikuti di belakangnya. Yang agak canggung, ia pikir pada awalnya. Apakah dia menguntit dia? Jika demikian, mengapa? Dia berada di bawah kesan bahwa dia selalu terkurung di real Hyuuga berjalan klan-nya. Apa dia tidak tahu adalah bahwa Hinata membuatnya misinya untuk menghabiskan jumlah waktu tertentu bebas tailing setelah lama naksir dia, jika hanya tetapi untuk mendapatkan sekilas.