Respondents in five experiments wer

Respondents in five experiments were more likely to choose a brand when the
brand name started with letters from their names than when it did not, a choice
phenomenon we call “name letter branding.” We propose that during a first stage
an active need to self-enhance increases the positive valence of name letters
themselves and that during stage 2 positive name letter valence transfers to product-
specific attributes (e.g., taste of a beverage). Accordingly, when respondents
form a brand preference (e.g., of beverages), activating a product-specific need
(e.g., need to drink) boosts the influence of this (transferred) valence.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Dalam eksperimen-eksperimen lima responden lebih cenderung memilih merek ketikamerek nama dimulai dengan huruf dari nama-nama mereka daripada ketika itu tidak, pilihanfenomena yang kita sebut "nama surat branding." Kami mengusulkan bahwa selama tahap pertamakebutuhan aktif untuk meningkatkan diri meningkat valensi positif nama Suratsendiri dan itu selama tahap 2 positif nama surat valence transfer produk-atribut tertentu (misalnya, rasa minuman). Dengan demikian, ketika respondenmembentuk preferensi merek (misalnya, dari beverages), mengaktifkan kebutuhan khusus produk(misalnya, perlu minum) meningkatkan pengaruh Valence (transfer) ini.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Responden di lima percobaan lebih cenderung memilih merek ketika
merek dimulai dengan huruf dari nama-nama mereka daripada ketika tidak, pilihan
fenomena yang kita sebut "surat nama merek." Kami mengusulkan bahwa selama tahap pertama
kebutuhan aktif untuk diri -enhance meningkatkan valensi positif huruf nama
diri mereka sendiri dan bahwa selama tahap 2 positif transfer surat nama valensi untuk
produk-atribut tertentu (misalnya, rasa minuman). Dengan demikian, ketika responden
membentuk preferensi merek (misalnya, minuman), mengaktifkan kebutuhan khusus produk
(misalnya, perlu minum) meningkatkan pengaruh ini (ditransfer) valensi.