Post-traumatic stress disorder (PTS

Post-traumatic stress disorder (PTSD) is a common and disabling reaction to
traumatic experiences. While clinical and research efforts have been focused
on PTSD, other post-traumatic psychological difficulties include depression,
panic disorder, and phobias. Cognitive therapy is a successful treatment for
many disorders, including PTSD. Recent clinical guidelines have recommended
the use of trauma-focused cognitive behaviour therapy for the
treatment of PTSD (National Collaborating Centre for Mental Health
(NCCMH), 2005). However, such guidelines, and the research trials on which
their conclusions are based, do not cover all possible presentations of PTSD
and traumatic stress reactions. Therefore clinicians are always working with
some clients ‘beyond the guidelines’. In such cases clinicians need to apply
skills flexibly in empirically guided clinical interventions (Salkovskis, 2002).
This involves careful assessment of phenomenology, individualized formulation,
and the use and further development of strategies derived from efficacious
and effective treatments. This casebook is intended as a resource for
clinicians in devising such interventions.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Pasca-traumatic stress disorder (PTSD) adalah Umum dan menonaktifkan reaksipengalaman traumatis. Sementara klinis dan upaya penelitian telah difokuskanpada PTSD, kesulitan psikologis lain pasca-traumatic termasuk depresi,gangguan panik, dan fobia. Terapi kognitif adalah sukses pengobatan untukbanyak kelainan, termasuk PTSD. Panduan klinis terbaru telah merekomendasikanpenggunaan terapi perilaku kognitif yang berfokus pada trauma untukpengobatan PTSD (berkolaborasi Pusat Nasional untuk Kesehatan Mental(NCCMH), 2005). Namun, pedoman, dan percobaan yangkesimpulan mereka didasarkan, tidak mencakup semua kemungkinan presentasi PTSDdan reaksi stres traumatis. Oleh karena itu dokter selalu bekerja denganbeberapa klien 'luar pedoman'. Dalam kasus tersebut, klinisi perlu menerapkanketerampilan fleksibel dalam intervensi klinis secara empiris dipandu (Salkovskis, 2002).Ini melibatkan penilaian fenomenologi, formulasi individual,dan penggunaan dan pengembangan lebih lanjut strategi berasal dari berkhasiatdan pengobatan yang efektif. Casebook ini dimaksudkan sebagai sumber daya untukdokter dalam merancang intervensi seperti itu.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Gangguan stres pasca-trauma (PTSD) adalah reaksi yang umum dan melumpuhkan dengan
pengalaman traumatis. Sementara upaya-upaya klinis dan penelitian telah difokuskan
pada PTSD, gangguan psikologis pasca-trauma lainnya termasuk depresi,
gangguan panik, dan fobia. Terapi kognitif adalah pengobatan yang berhasil untuk
banyak gangguan, termasuk PTSD. Pedoman klinis terbaru telah merekomendasikan
penggunaan terapi perilaku kognitif trauma berfokus untuk
pengobatan PTSD (Kolaborasi Nasional Pusat Kesehatan Mental
(NCCMH), 2005). Namun, pedoman, dan percobaan penelitian yang
kesimpulannya didasarkan, tidak menutupi kemungkinan presentasi PTSD
dan reaksi stres traumatik. Oleh karena itu dokter yang selalu bekerja dengan
beberapa klien luar pedoman '. Dalam kasus-kasus seperti dokter perlu menerapkan
keterampilan fleksibel dalam intervensi klinis secara empiris dipandu (Salkovskis, 2002).
Hal ini melibatkan penilaian hati-hati fenomenologi, formulasi individual,
dan penggunaan dan pengembangan lebih lanjut dari strategi yang berasal dari berkhasiat
pengobatan dan efektif. Casebook ini dimaksudkan sebagai sumber daya untuk
dokter dalam merancang intervensi tersebut.