Thus, chapters 4 and 31 form an env

Thus, chapters 4 and 31 form an envelope to the primal speech OF 5-28 and articulate what counted in the tradition of Deuteronomy for the next generation. In 30:1-10, moreover, the same concern is expressed concerning YHWH's resolve to"gather" Israel "from all the peoples" where they are scattered (30:3), thus a reference to deportation, exile, and homecoming. Thus the theological tradition that aimed at reform of monarchy in an earlier setting in a later context articulates the conditions of homecoming, in both circumstances and insistence upon obedience to Torah.
Second, it is a common hypothesis among scholars that the great historical narrative of Joshua – Kings that tells of the history of Israel in the land until exile is told from the perspective of Deuteronomy and so is reckoned in some sense to be a "Deuteronomic history" (Noth 1981). As a result we may observe that in a convergence of (a) the unfolding of the book of Deuteronomy itself into the second generation, (b) the final form of the book of Jeremiah, and (c) the"history” of Joshua - Kings, the interpretive tradition of Deuteronomy shows itself to be remarkably resilient and generative, emerging as a distinct voice in characterizing Israel's faith and Israel's vital interpretive tradition.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Dengan demikian, pasal 4 dan 31 membentuk sebuah amplop untuk pidato primal OF 5-28 dan mengartikulasikan apa yang dihitung dalam tradisi Ulangan bagi generasi berikutnya. Dalam 30: 1-10, apalagi, keprihatinan yang sama diungkapkan mengenai tekad YHWH untuk "mengumpulkan" Israel "dari segala bangsa" di mana mereka tersebar (30: 3), sehingga referensi untuk deportasi, pengasingan, dan mudik. Dengan demikian tradisi teologis yang ditujukan untuk reformasi monarki dalam pengaturan sebelumnya dalam konteks kemudian mengartikulasikan kondisi mudik, baik keadaan dan desakan pada ketaatan kepada Taurat.
Kedua, itu adalah hipotesis umum di kalangan sarjana bahwa narasi sejarah besar Yosua - Kings yang bercerita tentang sejarah Israel di tanah sampai pengasingan ini diceritakan dari perspektif Ulangan dan diperhitungkan dalam arti menjadi "sejarah Deuteronomis" (Noth 1981). Akibatnya kita dapat mengamati bahwa dalam konvergensi (a) berlangsung dari kitab Ulangan dirinya menjadi generasi kedua, (b) bentuk akhir dari kitab Yeremia, dan (c) "sejarah" dari Joshua - Kings, tradisi penafsiran Ulangan menunjukkan dirinya untuk menjadi sangat tangguh dan generatif, muncul sebagai suara yang berbeda dalam menggambarkan iman Israel dan tradisi penting penafsiran Israel.