Needs analysis is an element of des

Needs analysis is an element of designing (or reviewing) a curriculum. Its purpose is to establish key learning outcomes and requirements in the design and delivery of a course or learning activity. The needs relate to the characteristics, concerns and potential constraints of the students (or any other relevant stakeholders). The analysis seeks to match possible or proposed techniques and materials to these needs and thus identify whether the design is appropriate to the intended goals.

Good course design should separate ends from means. “We are constantly making the mistake of specifying the means of doing something rather than the results we want. This can only limit our ability to find better solutions to real problems.” (Gilb, 1988)

In most cases, reviewing a course and responding to current need is perhaps something done intuitively and without formal procedures. However, there is increasing pressure to update curriculum purposes and methods in response to changing government requirements (such as accessibility, employ ability and information and IT skills agendas). Developing a new course or changing an existing teaching approach is likely to feel daunting, time-consuming and risky, especially when technology is involved. These risks and concerns are likely to be significantly diminished if a more explicit approach is taken to evaluating needs. There is certainly the usual need to justify limited time available and to be aware of likely technical requirements.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Kebutuhan analisis merupakan elemen desain (atau meninjau) kurikulum. Tujuannya adalah untuk membuat kunci mempelajari hasil dan persyaratan dalam desain dan pelaksanaan kursus atau kegiatan belajar. Kebutuhan berhubungan dengan karakteristik, keprihatinan dan kendala-kendala potensi siswa (atau setiap stakeholder lainnya). Analisis berusaha untuk mencocokkan mungkin atau diusulkan teknik dan bahan-bahan untuk kebutuhan ini dan dengan demikian mengidentifikasi apakah desain sesuai dengan tujuan yang dimaksud.Kursus baik desain harus memisahkan berakhir dari berarti. "Kami terus-menerus membuat kesalahan dengan menentukan cara melakukan sesuatu daripada hasil yang kita inginkan. Ini dapat hanya membatasi kemampuan kita untuk menemukan solusi yang lebih baik untuk masalah real." (Gilb, 1988)Dalam kebanyakan kasus, meninjau kursus dan menanggapi kebutuhan saat ini adalah mungkin sesuatu dilakukan secara intuitif dan tanpa prosedur resmi. Namun, ada tekanan yang meningkat untuk update kurikulum keperluan dan metode dalam menanggapi perubahan persyaratan pemerintah (seperti aksesibilitas, kemampuan kerja dan informasi dan IT keterampilan agenda). Mengembangkan kursus baru atau mengubah pendekatan pengajaran yang ada adalah cenderung merasa menakutkan, memakan waktu dan berisiko, terutama bila teknologi yang terlibat. Ini risiko dan keprihatinan yang cenderung secara signifikan berkurang jika pendekatan yang lebih eksplisit yang diambil untuk mengevaluasi kebutuhan. Pasti ada kebutuhan biasa untuk membenarkan waktu terbatas yang tersedia dan untuk mengetahui persyaratan teknis yang mungkin.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Analisis kebutuhan merupakan elemen merancang (atau meninjau) kurikulum. Tujuannya adalah untuk membangun hasil belajar kunci dan persyaratan dalam desain dan pengiriman kursus atau belajar aktivitas. Kebutuhan berhubungan dengan karakteristik, kekhawatiran dan kendala potensi siswa (atau pemangku kepentingan terkait lainnya). Analisis ini bertujuan untuk mencocokkan mungkin atau diusulkan teknik dan bahan-bahan untuk kebutuhan ini dan dengan demikian mengidentifikasi apakah desain sesuai dengan tujuan yang dimaksudkan.

Desain saja yang baik harus memisahkan ujung dari alat. "Kami terus membuat kesalahan dengan menetapkan sarana untuk melakukan sesuatu daripada hasil yang kita inginkan. Hal ini hanya dapat membatasi kemampuan kita untuk menemukan solusi yang lebih baik untuk masalah nyata. "(Gilb, 1988)

Dalam kebanyakan kasus, meninjau kursus dan menanggapi kebutuhan saat ini mungkin sesuatu yang dilakukan secara intuitif dan tanpa prosedur resmi. Namun, ada tekanan untuk memperbarui tujuan kurikulum dan metode dalam menanggapi perubahan kebutuhan pemerintah (seperti aksesibilitas, kerja dan informasi dan keterampilan TI agenda). Mengembangkan program baru atau mengubah suatu pendekatan pengajaran yang ada cenderung merasa menakutkan, memakan waktu dan berisiko, terutama ketika teknologi yang terlibat. Risiko dan kekhawatiran ini mungkin secara signifikan berkurang jika pendekatan yang lebih eksplisit diambil untuk mengevaluasi kebutuhan. Tentu saja ada kebutuhan yang biasa untuk membenarkan waktu terbatas dan untuk menyadari persyaratan teknis mungkin.