People are not joking when they tel

People are not joking when they tell you that South Koreans love festivals. Every season boasts an array of celebrations taking place all over the country. Omija, medicinal herbs, body painting, makjeoli, azaelas…the list goes on. I will start by stating that not every festival is created equal, and that in general I would not recommend driving 3+ hours just to check one out(we were pretty underwhelmed by Daegu’s Suseong Lake Festival, beautiful scenery aside…) But in the case of the Bibimbap Festival in Jeonju Hanok Village– you might just want to make the trek. What is so great about a bowl of rice and vegetables, you might ask? Well, we are about to find out!

The morning mist hung low, and was slow to dissipate as we made our way west. The already hilly terrain of South Korea made way for a steeper, rockier variety as we passed the southern edge of Gayasan National Park and through villages that seemed lost in time. Houses sat almost on top of one another, and from my window I spotted an old woman in full skirts, bent over with scythe in hand slowly cutting swathes through terraced rice fields. Finally the road widened, and we were able to increase our speed…closing in on Jeonju, bellies rumbling with anticipation.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Orang tidak bercanda ketika mereka memberitahu Anda bahwa Korea Selatan cinta Festival. Setiap musim menawarkan sebuah array dari perayaan berlangsung seluruh negeri. Omija, obat herbal, tubuh lukisan, makjeoli, azaelas... daftar terus. Saya akan mulai dengan menyatakan bahwa festival tidak semua diciptakan sama, dan bahwa secara umum saya tidak akan merekomendasikan mengemudi 3 + jam hanya satu check out (kami telah cukup underwhelmed oleh Daegu Suseong Danau Festival, pemandangan yang indah di samping...) Tapi dalam kasus Bibimbap Festival di Jeonju Hanok Village-Anda mungkin hanya ingin membuat perjalanan. Apa itu begitu besar tentang semangkuk nasi dan sayuran, Anda mungkin bertanya? Yah, kita adalah mengetahui!Kabut pagi menggantung rendah, dan lambat untuk mengusir seperti yang kami buat jalan kami Barat. Medan sudah berbukit Korea Selatan membuat jalan untuk berbagai curam, berbatu ketika kami melewati sisi selatan dari Taman Nasional Gayasan dan melalui desa-desa yang tampaknya hilang dalam waktu. Rumah duduk hampir di atas satu sama lain, dan dari jendela saya saya melihat seorang wanita tua di rok penuh, membungkuk dengan sabit di tangan perlahan-lahan pemotongan swathes melalui sawah terasering. Akhirnya jalan melebar, dan kami mampu meningkatkan kecepatan kami... mendekati Jeonju, perut gemuruh dengan antisipasi.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Orang tidak bercanda ketika mereka memberitahu Anda bahwa Korea Selatan cinta festival. Setiap musim menawarkan berbagai perayaan berlangsung di seluruh negeri. Omija, tanaman obat, body painting, makjeoli, azaelas ... daftar terus. Saya akan mulai dengan menyatakan bahwa tidak setiap festival diciptakan sama, dan bahwa secara umum saya tidak akan merekomendasikan mengemudi 3 + jam hanya untuk memeriksa satu (kami cukup underwhelmed oleh Daegu ini Suseong Lake Festival, pemandangan indah selain ...) Tapi dalam kasus ini Festival Bibimbap di Jeonju Hanok Village- Anda mungkin hanya ingin membuat perjalanan. Apa yang begitu besar tentang semangkuk nasi dan sayuran, Anda mungkin bertanya? Nah, kita akan mencari tahu! Pagi kabut menggantung rendah, dan lambat untuk mengusir sebagai kami berjalan barat. Medan sudah perbukitan Korea Selatan membuat jalan untuk curam, berbatu berbagai ketika kami melewati tepi selatan Gayasan National Park dan melalui desa-desa yang tampak hilang dalam waktu. Rumah duduk hampir di atas satu sama lain, dan dari jendela aku melihat seorang wanita tua di rok penuh, membungkuk dengan sabit di tangan perlahan memotong petak melalui sawah bertingkat. Akhirnya jalan melebar, dan kami mampu meningkatkan kecepatan kami ... mendekati Jeonju, perut gemuruh dengan antisipasi.