When she got to an age where she wa

When she got to an age where she was old and sensible enough to go outside her garden fence, she asked her mother if she could go or bike ride outside the gate and down the lane. After pleading with her, her mother finally allowed her to go, insisting that she kept close to the house and did not wander too far. The day was beautiful and the little girl knew exactly where she was heading! Down the lane and across the valley, she rode her bike until she got to the gate of the golden house across on the other hill.

She dismounted her bike and leaned it against the gate post. Then she focused on the path that lead to the house and then on the house itself. You know what! She was very disappointed as she realised all the windows were plain and rather dirty, reflecting nothing other than the sad neglect of the house that stood derelict.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Ketika dia tiba usia dimana dia sudah tua dan masuk akal tidak cukup untuk pergi di luar pagar Taman nya, dia meminta ibunya jika dia bisa pergi atau bersepeda di luar pintu gerbang dan di jalan. Setelah mengaku dengan dia, ibunya akhirnya diperbolehkan untuk pergi, bersikeras bahwa dia tetap dekat dengan rumah dan melakukan menyimpang terlalu jauh. Hari yang indah dan gadis kecil tahu persis mana ia sedang menuju! Di jalan dan di lembah, dia mengendarai sepeda sampai dia punya ke gerbang golden house melintasi di atas bukit.Dia turun sepedanya dan bersandar pos gerbang. Kemudian dia difokuskan pada jalan yang mengarah ke rumah dan kemudian rumah itu sendiri. Anda tahu apa! Dia sangat kecewa karena ia menyadari semua jendela yang polos dan agak kotor, mencerminkan tidak lain mengabaikan sedih rumah yang berdiri di daerah.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Ketika dia sampai di usia di mana dia sudah tua dan masuk akal cukup untuk pergi ke luar pagar taman, dia meminta ibunya apakah ia bisa pergi atau naik sepeda di luar pintu gerbang dan di jalan. Setelah memohon dengan dia, ibunya akhirnya diperbolehkan untuk pergi, bersikeras bahwa dia terus dekat dengan rumah dan tidak berjalan terlalu jauh. Hari itu indah dan gadis kecil tahu persis di mana dia menuju! Menyusuri jalan dan di lembah, dia naik sepeda sampai dia sampai ke pintu gerbang rumah emas di atas bukit lainnya. Dia turun sepedanya dan bersandar melawan gerbang pos. Kemudian dia fokus pada jalan yang mengarah ke rumah dan kemudian di rumah sendiri. Kamu tahu apa! Dia sangat kecewa karena dia menyadari semua jendela yang polos dan agak kotor, mencerminkan apa-apa selain mengabaikan sedih rumah yang berdiri terlantar.