Disadvantages of Crop RotationsCrop

Disadvantages of Crop Rotations
Crop rotations require increased management skills because of the complexity involved in finding the right combination of crops to improve yields while also potentially reducing input expenses. As noted earlier, crop rotation patterns can potentially create water stress, thereby reducing yield and profitability (Pala et al., 2007). The unpredictability and variability of insect and disease pressures can also lower the economic incentive to pursue crop rotations. The economic aspects of crop rotations and cover crop use in rotations are discussed in Chapter 4.
Adoption of Crop Rotations
Most major crop production involves rotational cropping of some form, with the exception of cotton (Figure 3-4). The corn–soybean rotation is the most common system for corn and soybean. In the 10 major producing states, 80 percent of soybean acres and 75 percent of corn acres used that rotational system as of 2002.

FIGURE 3-4 Cropping patterns on corn and soybean for 10 major producing states.
SOURCE: USDA-ERS (Sandretto and Payne, 2006).
Although the environmental benefits of crop rotations are well known, many farms specialize in a few crops so that production can be streamlined—that is, using the same planter, harvester, and marketing infrastructure for all crops (Cook, 2006). Rotations more complex than corn–soybean could be difficult to manage and not as profitable (Stanger et al., 2008). Other factors that might discourage farmers from adopting extensive crop rotations:
• Herbicide carryover.
• Farm rental arrangements.
• Increased management skills and information needed.
• Altered or new equipment to match changed farming practices.
• Additional storage units for wider variety of crops produced.
• Commodity prices and subsidies.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Kerugian dari rotasi tanamanRotasi tanaman memerlukan keterampilan manajemen meningkat karena kompleksitas yang terlibat dalam mencari kombinasi yang tepat dari tanaman untuk meningkatkan hasil sementara juga berpotensi mengurangi biaya input. Seperti diperhatikan sebelumnya, pola rotasi tanaman dapat berpotensi membuat stres air, sehingga mengurangi hasil dan profitabilitas (Pala et al., 2007). Ketidakpastian dan variabilitas serangga dan penyakit tekanan juga dapat menurunkan insentif ekonomi untuk mengejar rotasi tanaman. Aspek ekonomi rotasi tanaman dan tanaman cover crop digunakan dalam rotasi dibahas dalam bab 4.Adopsi rotasi tanamanSebagian besar tanaman produksi melibatkan rotasi tanam dari beberapa bentuk, dengan pengecualian kapas (gambar 3-4). Rotasi jagung-kedelai adalah sistem yang paling umum untuk jagung dan kedelai. Di 10 negara penghasil utama, 80 persen dari kedelai hektar dan 75 persen dari jagung hektar digunakan sistem rotasi sejak tahun 2002. Gambar 3-4 pola tanam jagung dan kedelai untuk 10 besar memproduksi Serikat.Sumber: USDA-ERS (Sandretto dan Payne, 2006).Meskipun manfaat lingkungan rotasi tanaman terkenal, banyak peternakan mengkhususkan dalam beberapa tanaman sehingga produksi dapat efisien — yaitu, menggunakan sama penanam, harvester, dan pemasaran infrastruktur untuk semua tanaman (Cook, 2006). Rotasi lebih kompleks daripada kedelai-jagung bisa sulit untuk mengelola dan tidak menguntungkan (Stanger et al., 2008). Faktor lain yang mungkin mencegah petani dari mengadopsi luas tanaman rotasi:• Herbisida carryover.• Pengaturan Penyewaan farm.• Meningkatkan keterampilan manajemen dan informasi yang diperlukan.• Mengubah atau peralatan baru untuk mencocokkan mengubah praktik bertani.• Unit penyimpanan tambahan untuk berbagai jenis tanaman yang dihasilkan.• Harga komoditas dan subsidi.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Kekurangan Tanaman Rotasi
rotasi tanaman memerlukan peningkatan keterampilan manajemen karena kompleksitas yang terlibat dalam menemukan kombinasi yang tepat dari tanaman untuk meningkatkan hasil sementara juga berpotensi mengurangi biaya input. Seperti disebutkan sebelumnya, pola rotasi tanaman berpotensi dapat membuat stres air, sehingga mengurangi hasil dan profitabilitas (Pala et al., 2007). Ketidakpastian dan variabilitas tekanan serangga dan penyakit juga dapat menurunkan insentif ekonomi untuk mengejar rotasi tanaman. Aspek ekonomi dari rotasi tanaman dan penutup penggunaan tanaman dalam rotasi dibahas dalam Bab 4.
Adopsi Rotasi Tanaman
produksi tanaman Sebagian besar melibatkan tanam rotasi beberapa bentuk, dengan pengecualian kapas (Gambar 3-4). Rotasi jagung-kedelai adalah sistem yang paling umum untuk jagung dan kedelai. Di 10 negara penghasil utama, 80 persen dari acre kedelai dan 75 persen dari acre jagung digunakan bahwa sistem rotasi pada tahun 2002. Gambar 3-4 pola tanam jagung dan kedelai untuk 10 negara penghasil utama. SUMBER: USDA-ERS (Sandretto dan Payne, 2006). Meskipun manfaat lingkungan dari rotasi tanaman sangat terkenal, banyak peternakan mengkhususkan diri dalam beberapa tanaman sehingga produksi yang dapat dirampingkan-yaitu, menggunakan perkebunan yang sama, pemanen, dan infrastruktur pemasaran untuk semua tanaman (Cook, 2006 ). Rotasi lebih kompleks daripada jagung-kedelai bisa menjadi sulit untuk mengelola dan tidak menguntungkan (Stanger et al., 2008). Faktor-faktor lain yang mungkin mencegah petani dari mengadopsi rotasi tanaman yang luas:. • akumulasi Herbisida • pengaturan sewa Pertanian. • Peningkatan keterampilan manajemen dan informasi yang diperlukan. • Perubahan atau peralatan baru untuk mencocokkan praktek pertanian berubah. • unit penyimpanan tambahan untuk lebih banyak jenis tanaman yang dihasilkan . • Harga komoditas dan subsidi.