Payment for FFB is not based on qua

Payment for FFB is not based on quality.

Except for the weight deduction penalty (which we have shown is not sufficient to offset the loss of CPO), the mill pays a standard price for FFB regardless of quality. Price is based of e.g. Rp 1700 per KG of FFB.

This basically means the mill penalizes suppliers who deliver good FFB and unfairly rewards those sending in low quality FFB. Where then is the incentive for suppliers to produce good quality FFB?

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Pembayaran untuk TBS tidak didasarkan pada kualitas.Selain pengurangan berat badan hukuman (yang kita telah menunjukkan hal tidak cukup untuk mengimbangi hilangnya CPO), pabrik membayar harga standar untuk TBS terlepas dari kualitas. Harga didasarkan dari misalnya Rp 1700 per KG TBS.Ini pada dasarnya berarti pabrik penalizes pemasok yang memberikan baik TBS dan tidak adil manfaat mengirim dalam kualitas rendah TBS. Maka di manakah insentif bagi pemasok untuk menghasilkan kualitas yang baik, TBS?

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Pembayaran untuk TBS tidak didasarkan pada kualitas. Kecuali untuk hukuman pengurangan berat badan (yang telah kita menunjukkan tidak cukup untuk mengimbangi hilangnya CPO), pabrik membayar harga standar untuk TBS terlepas dari kualitas. Harga didasarkan dari misalnya Rp 1700 per KG TBS. Ini pada dasarnya berarti pabrik menghukum pemasok yang memberikan TBS yang baik dan adil penghargaan mereka mengirimkan TBS kualitas rendah. Dimana kemudian adalah insentif bagi pemasok untuk menghasilkan TBS kualitas yang baik?